Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan pembunuhan Wayan Mirna Salihin dengan racun sianida diduga menjadi inspirasi para kelompok teroris untuk melancarkan aksi. Hal itu berdasarkan beredarnya surat Telegram yang diterbikan Kepolisian Daerah Jawa Timur.
Surat Telegram Bernomor STR/.../II/2016/ROOPSS yang ditandatangani Kepala Biro Operasional Polda Jawa Timur Kombes M Arief Pranoto menginstruksikan kepada seluruh jajaran Polda Jawa Timur untuk waspada dengan ancaman teroris. Terutama adanya dugaan serangan teror dengan menggunakan racun sianida.
Dalam surat tersebut dinyatakan, referensi berita berasal dari SMS Kapolri kepada para Kapolda tanggal 13 Februari 2016 tentang adanya rencana giat kelompok teroris. Sasaran racun sianida di surat tersebut adalah anggota Polri yang bertugas di lapangan dan seluruh Markas Komando (Mako) Polri.
Baca Juga
Kapolda Jawa Timur Irjen Anton Setiadji membenarkan mengeluarkan surat Telegram tersebut. Anton beralasan, terbitnya surat pemberitahuan itu sebagai langkah antisipasi serangan teroris pascateror bom dan penembakan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat pada pertengahan Januari 2016.
"Iya benar, itu kami keluarkan untuk mengantisipasi adanya serangan-serangan kelompok teroris yang bisa saja menggunakan modus baru seperti menggunakan bahan kimia sianida," kata Anton saat dihubungi di Jakarta, Senin (15/2/2016).
Menurut dia, seluruh jajaran di Polda Jawa Timur perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman teror. Sebab, yang kerap menjadi target sasaran para teroris adalah anggota Polri.
"Itu kan petunjuk untuk meningkatkan kewaspadaan kita terhadap aksi teror, tujuannya ya itu saja meningkatkan kewaspadaan kepada para anggota kepolisian karena seperti yang terjadi di Jakarta salah satunya itu kan banyak sasarannya polisi," ucap Anton.
Anton menyebutkan, penggunaan sianida merupakan salah satu modus yang perlu diwaspadai dalam aksi terorisme kali ini. "Ya mereka kan punya banyak cara dan modus baru yang perlu kita cermati dan waspadai," Anton menandaskan.