Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bertekad membersihkan kawasan Kalijodo. Pria yang karib disapa Ahok ini ingin menertibkan kawasan bisnis esek-esek tertua dan terbesar di Jakarta itu karena di sana adalah jalur hijau.
Sejak kasus tabrakan maut yang menewaskan 4 orang, nama Kalijodo mencuat kembali. Sopir sekaligus tersangka, Riki Agung Prasetyo (24), mengakui ia di bawah kendali alkohol saat mengendarai Fortuner sepulang dari Kalijodo.
Namun, penolakan muncul dari beberapa warga serta lawan politik Ahok. Mereka menentang rencana Ahok yang akan menggunakan cara represif menggusur prostitusi Kalijodo.
Ahok pun panen wejangan sebelum bertindak menggusur lokalisasi itu. Sebab, tak hanya warga biasa, Ahok juga harus menghadapi preman berani mati di kawasan itu.
Wejangan Si Penggusur Kramat Tunggak
Letnan Jenderal Purnawirawan Sutiyoso mewanti-wanti Ahok agar jangan sampai ada pertumpahan darah saat menertibkan Kalijodo. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu tidak mempermasalahkan Ahok yang akan menerjunkan ratusan personel Brimob atau tentara ke Kalijodo, atau rencana membawa tank.
"Yang penting jangan sampai ada pertumpahan darah," ujar pria yang disapa Bang Yos itu.
Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) itu mengatakan ini karena dia berpengalaman menggusur kawasan prostitusi yang sudah menjamur di Kramat Tunggak saat dia menjabat sebagai gubernur.
Lalu, bagaimana dengan preman-preman yang menolak Kramat Tunggak saat itu?
"Saat itu tidak ada yang berani dengan saya, hahaha..." canda Bang Yos yang tengah mendampingi lawatan kerja Presiden Joko Widodo di California, Amerika Serikat.
Advertisement
2 Jurus Risma untuk Ahok
Wali Kota Surabaya terpilih, Tri Rismaharini juga mewanti-wanti Ahok ketika akan menggusur Kalijodo. Bahkan, Risma memberikan tips khusus untuk Ahok.
"Menurut saya (ada) 2 cara untuk mengatasinya," ucap Tri Rismaharini di Surabaya, Senin 15 Februari 2016.
Perempuan yang akrab disapa Risma ini sukses menutup lokalisasi Gang Dolly dan Jarak. Kebijakan itu ia terapkan kala menjabat Wali Kota Surabaya periode 2010-2015.
Risma mengungkapkan, 2 jurus tersebut adalah memberikan solusi kepada yang terdampak dari kebijakan tersebut serta mengutamakan kebersamaan. Pemerintah tidak boleh asal main tutup sebelum menyiapkan langkah antisipasi dampak sosial dari pembongkaran Kalijodo tersebut.
"Kalau digusur, lalu mereka tinggal di mana? Lalu solusi ekonominya bagaimana?" ujar Risma.
Sementara kebersamaan maksudnya ialah agar pemerintah bersinergi dengan semua lapisan masyarakat yang ada untuk duduk bersama. Menyamakan persepsi dinilai Risma sangat penting agar tidak ada dampak sosial.
"Kalau penolakan menutup pasti ada. Tetapi pemerintah dan semua elemen,‎ mulai dari penegak hukum, tokoh masyarakat dan lainnya kudu bersatu. Saya yakin pasti berhasil," ujar Risma.
Permintaan Muhammadiyah
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir pun mendukung langkah Ahok yang akan segera menutup lokalisasi hunian padat di Kalijodo dan mengubahnya menjadi area hijau. Namun, Haedar meminta upaya penutupan Kalijodo harus mengedepankan sisi manusiawi dan memberi solusi bagi warga.
"Harus ada solusi juga, yakni membuat alternatif kerja. ‎Jadi kebijakan (penutupan Kalijodo) kalau soal itu kita setuju, tapi harus ada alternatif yang bisa membina dan memberi jalan keluar bagi perekonomian mereka," ujar Haedar.
Ia juga meminta agar Ahok mencontoh upaya penutupan lokalisasi yang pernah dilakukan mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso saat menggusur lokalisasi Kramat Tunggak menjadi Islamic Center dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang berhasil menata kawasan prostitusi Dolly di wilayahnya.
"‎Tiru saja yang dilakukan Sutiyoso, kan cukup bagus, Bu Risma juga.‎ Tidak hanya mengusir, tapi juga harus ada solusi," kata Haedar.
Advertisement
Dukungan Ketua MPR Zulkifli Hasan
Ketua MPR Zukifli Hasan meminta Ahok tak gentar membersihkan Kalijodo. Dia mendukung penuh rencana Ahok itu.
Sebagai bentuk dukungan terhadap langkah Ahok, Zulkifli mengaku telah menginstruksikan kepada pengurus PAN di wilayah Jakarta untuk ikut mendukung penertiban Kalijodo, termasuk para kader PAN yang duduk di kursi DPRD DKI Jakarta.
"Ya kalau itu (anggota DPRD DKI Fraksi PAN), otomatis dong. PAN sangat mengapresiasi dan mendukung langkah Gubernur (tutup Kalijodo)," ujar Zulkifli.
Zulkifli menilai prostitusi yang sudah mendarah daging di Kalijodo itu bertentangan dengan budaya dan Pancasila. Zulkifli meminta sejumlah pihak yang mengritik kebijakan itu agar dapat menyampaikan masukannya dengan baik.
Selain itu, dia berharap penertiban kawasan prostitusi tersebut berlangsung damai tanpa disertai kekerasan.
"Kalau caranya kurang tepat, ya ditepatkan. Boleh kita sampaikan protesnya. Tapi kan kita bicara program untuk menutup itu," ucap Zulkifli.
Tantangan dari Ahmad Dhani
Tak hanya para tokoh, Ahok juga mendapat wejangan dari bakal calon rivalnya di Pilkada DKI Jakarta Ahmad Dhani. Musikus itu meminta agar saat menertibkan Kalijodo, Ahok menggunakan cara manusiawi.
Dhani menyayangkan sikap Gubernur DKI Jakarta Ahok yang hanya menyoroti prostitusi, premanisme, dan perjudian yang ada di Kalijodo. Padahal, di Kalijodo juga ada kehidupan masyarakat.
"Jangan jeleknya saja, ini kan permukiman yang ada majelis taklimnya, ada masjid, musala, gereja. Kalau soal prostitusinya itu yang jadi PR bersama," ujar Ahmad Dhani, di Kalijodo.
Jika nantinya digusur, Dhani berjanji akan mengawal proses penggusuran warga Kalijodo. "Kita akan jadi mediator antara warga dan pemerintah. Jika mereka memang harus digusur, pemerintah wajib menjamin mereka. Misalnya, warga yang berpenghasilan Rp 1 juta per bulannya, nanti jika digusur dan dipindahkan harus juga berpenghasilan yang sama," ujar Ahmad Dhani.
Ia beranggapan, dengan APBD daerah yang cukup besar, pemerintah seharusnya mampu mengatasi persoalan ini. "Gubernurnya datang ke sini, mengobrol sama rakyat. Rakyat maunya seperti apa. Gitu loh. Bukan dengan mengirimkan aparat, mereka ini rakyat biasa bukan teroris," sindir Dhani.
Advertisement