Liputan6.com, Bandung - Menutup lokalisasi memang bukan perkara mudah, namun tak berarti mustahil. Sederet kisah keberhasilan mengubah wajah lokalisasi pernah dilakukan.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (17/2/2016), 9 tahun berlalu, wajah Saritem yang dulu merupakan pusat lokalisasi terbesar dan tertua di Kota Bandung telah berubah.
Lahan yang dulunya menjadi tempat Perempuan Seks Komersial (PSK) melayani para pria hidung belang, disulap menjadi sejumlah taman bermain. Beberapa bangunan yang dibongkar juga dipinjam warga untuk dijadikan masjid dan pesantren.
Advertisement
Baca Juga
Sementara, para karang taruna menggeluti usaha ekonomi kreatif dengan membuka usaha sablon, yang rata-rata mampu berproduksi 300 buah per hari.
Di sisi lain, penutupan itu ternyata tak serta merta menghentikan kegiatan prostitusi. Masih ada satu dua muncikari yang beroperasi. Operasi rutin pun terus dilakukan aparat kepolisian.
Kondisi serupa juga terjadi di Gang Dolly yang berada di Jalan Dukuh, Kupang Timur Satu, Surabaya, Jawa Timur.
Sejak Pemkot Surabaya menutup lokalisasi Dolly, semuanya berubah fungsi. Wisma Barbara, sebagai wisma terbesar di sana, kini sudah menjadi sentra usaha kecil dan menengah atau UKM.
Bahkan, sepatu untuk pelantikan Tri Rismaharini dan dan Wisnu Sakti Buana sebagai wali kota dan wakil wali kota terpilih Surabaya, diproduksi di sana.
Perubahan wajah lokalisasi itu disambut baik oleh warga sekitar, yang kini bisa hidup tenang tanpa harus menggantungkan hidup dari usaha-usaha dunia malam.