Sukses

Tipu Pedagang, Kakek PNS Gadungan Diringkus Polisi

Tersangka kerap meminta uang Rp 20 ribu ke setiap pedagang yang ada di kawasan Mampang Prapatan.

Liputan6.com, Jakarta - Mengenakan seragam Pegawai Negeri Sipil (PNS) DKI Jakarta, seorang kakek 60 tahun berjalan tertunduk begitu digiring ke Mapolsek Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Nazarudin alias Yanto alias Buyung diringkus polisi setelah menipu sejumlah pedagang di kawasan Mampang Prapatan dengan mengaku sebagai PNS Dinas Kebersihan DKI.

Kapolsek ‎Mampang Prapatan Kompol Priyo Utomo Teguh Santoso mengatakan, pelaku menipu para korbannya dengan mengaku sebagai PNS DKI dan meminta uang retribusi kebersihan ke sejumlah pedagang.

Tersangka kerap meminta uang Rp 20 ribu ke setiap pedagang yang ada di kawasan Mampang Prapatan.

"Saat itu para pedagang mengadu ke kelurahan kemudian kita bersama Satpol PP menangkapnya," ujar Priyo di Mapolsek Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Kamis (18/2/2016).


Kepada polisi, pelaku mengaku telah melancarkan aksi kejahatannya selama setahun. Dalam sehari, pelaku berhasil mengantungi uang sebesar Rp 70 ribu hingga 100 ribu dari pungutan liar itu.

Untuk meyakinkan korbannya, pelaku selalu menggunakan seragam PNS DKI berikut tanda pengenal saat beraksi.‎ Pelaku juga membawa karcis retribusi dari Dinas Kebersihan DKI Jakarta.

"Tersangka ini mendapatkan seragam PNS dari kakaknya yang sudah pensiun," tutur dia.

Dalam penangkapan ini, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa uang Rp 70 ribu hasil pungutan liar, seragam PNS, 2 tanda pengenal, dan 500 lembar karcis retribusi. Tersangka dijerat Pasal 378 KUHP tentang Penipuan.

‎Sementara itu, Nazarudin mengaku terpaksa melakukan kejahatannya untuk memenuhi kebutuhan hidup di Jakarta. Uang yang didapat dari hasil menipu itu digunakan untuk keperluan sehari-hari.

"Uang dipakai buat beli beras 2-3 liter, buat makan saja," ucap ‎Nazarudin.

Pelaku mengaku menjalankan aksinya seorang diri. Tak ada yang curiga dengan aktivitasnya itu. Sebab, banyak pedagang yang sudah kenal dan menyangka ‎dirinya sebagai PNS DKI.

"Mereka banyak yang kenal saya. Kadang ada yang ngasih (uang retribusi), kadang ada yang nggak," ‎pungkas Nazarudin.