Sukses

Rumah Terduga Teroris yang Ditangkap di Malang Digeledah

Penangkapan ini pengembangan dari pemeriksaan terduga teroris di sejumlah daerah.

Liputan6.com, Malang - Sebanyak 4 warga Malang, Jawa Timur ditangkap Detasemen Khusus 88 Antiteror karena terkait terorisme. Penangkapan ini pengembangan dari pemeriksaan terduga teroris di sejumlah daerah.

"Memang benar kemarin ada 4 orang ditangkap Densus 88. Ini pengembangan penangkapan sebelumnya di Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Tengah," kata Kapolres Malang AKBP Yudho Nugroho saat turut menggeledah di salah satu rumah di Malang, Sabtu (20/2/2016).

Dari informasi yang didapat, mereka yang ditangkap adalah Achmad warga Perum Griya Permata Alam, Desa Ngijo Kabupaten Malang, kemudian Rudi Hadianto warga Perum Permata Regency, Romli warga Dau Kabupaten Malang, dan Badrodin warga Perumahan Green Hills Desa Ngijo Kabupaten Malang.

Seluruh terduga teroris ditangkap pada Jumat 19 Februari 2016 kemarin secara bersamaan dan di tempat berbeda.

"Hari ini ada 4 rumah yang kami geledah, apa saja yang kami temukan nanti disampaikan Mabes Polri," ujar Yudho.


Rumah Badrodin di Jalan Kamboja 43 Perumahan Green Hils Kabupaten Malang, Jawa Timur telah digeledah tim gabungan petugas kepolisian.

Ada sebuah tulisan bahwa rumah yang digeledah polisi itu dijual oleh pemiliknya. Berdasarkan keterangan warga sekitar, Badrodin jarang pulang. Namun beberapa hari sebelum peristiwa penangkapan ini, ada 5 orang datang ke rumah Badrodin.

"Sekitar 3 hari yang lalu ada 5 orang datang, masing-masing naik motor berbeda. Tapi di dalam rumah itu sudah ada orang lain, bukan pemiliknya," ujar Yayuk, tetangga rumah Badrodin.

Penampilan mereka layaknya masyarakat biasa dan masing-masing membawa tas ransel di punggung. Seorang di antaranya berbadan tegap dan berjanggut.

"Keluar masuk rumah itu, tapi saat penangkapan bukan di rumah itu," ujar Yayuk.

Badrodin sendiri hanya sesekali datang ke rumah itu, kadang sendiri dan sesekali dengan istrinya. Sepengetahuan warga sekitar, Badrodin hendak pindah ke Madiun di dekat pondok pesantren tempat anaknya belajar.

"Saya sempat ngobrol, katanya mau mendekat ke anaknya yang sekarang belajar di pesantren di Madiun," ujar Rudi seorang tetangga lainnya.

Menurut Rudi, Badrodin sudah berencana menjual rumahnya sejak 1 tahun lalu. Ia masih sesekali terlihat datang ke rumahnya di akhir pekan. Seringkali sejumlah rumah itu didatangi oleh warga luar.

"Lebih mirip penginapan karena banyak tamu keluar masuk menginap," ungkap Rudi.