Sukses

Terduga Teroris di Malang Pernah Deklarasikan Ansharul Khilafah

Terduga teroris itu ditengarai juga menjadi koordinator kelompok yang terhubung dengan ISIS.

Liputan6.com, Malang - Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror telah menangkap sejumlah terduga teroris di Malang, Jawa Timur. Di antara para terduga itu, seorang di antaranya sudah muncul ke permukaan sejak beberapa tahun dengan isu kelompok radikal.

Para terduga teroris yang ditangkap dan telah digeledah rumahnya itu adalah M Romli warga Jalan Mergojoyo III Desa Mulyo Agung Dau, Badrodin warga Jalan Kamboja nomor 43 Perumahan Green Hils Ngijo Karangploso, Achmad Ridho Wijaya warga Perum Griya Permata Alam Blok JM Ngijo dan Rudi Hadianto di Dusun Kedawung Desa Ngijo.

Sosok M Romli sendiri muncul kali pertama pada 20 Juli 2014. saat itu ia mendeklarasikan berdirinya Kelompok Ansharul Khilafah di Masjid Jami Sulaiman Al-Husnaishil di Dusun Sempu, Desa Gading Kulon, Kecamatan Dau Kabupaten Malang. Ia diduga menjadi koordinator kelompok yang terhubung dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). 

Kemunculan kelompok Ansharul Khilafah saat itu cukup menyita perhatian. Romli sendiri membantah tudingan terkait dengan ISIS saat dimintai klarifikasi oleh petugas. Nama Romli muncul kembali saat terjadi keributan oleh narapidana kasus terorisme di dalam LP Lowokwaru Malang pada 9 Agustus 2015.

Saat itu Romli bersama puluhan rekannya menggelar aksi unjukrasa di depan LP Lowokwaru. Mereka menolak pemindahan narapidana kasus terorisme buntut dari kericuhan itu. Kapolres Malang, AKBP Yudho Nugroho, enggan membeberkan secara detail tentang penangkapan Romli dan 3 lainnya dengan dugaan terkait terorisme.

"Lebih jelasnya nanti akan disampaikan langsung oleh Mabes Polri. Yang jelas ini pengembangan dari penangkapan sebelumnya di Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah," kata Yudho di Malang, Sabtu (20/2/2016).

Oleh para tetangganya, Romli dan keluarganya dikenal jarang bersosialisasi. Ia juga mengaku budidaya cacing di rumahnya. Selain itu, Romli juga memiliki usaha penjualan mesin penggorengan keripik buah dan sayur.

"Sudah lama tinggal di sekitar Kecamatan Dau, tapi sering pindah kontrakan. Baru beberapa tahun ini menetap di kampung ini setelah membangun rumah sendiri," ujar Ketua Rukun Tetangga setempat, Juhairi.

Seorang terduga teroris lainnya yakni Rudi Hadianto juga dikenal tertutup oleh tetangganya. Rumahnya selalu tertutup rapat, termasuk saat menerima tamu pintu rumah kembali ditutup. Meski hampir setahun mengontrak rumah di Dusun Kedawung Desa Ngijo, tetangga sebelah rumahnya tak mengenal begitu baik sosok Rudi.

"Istrinya nyaris tak pernah keluar rumah, kalau pun keluar rumah untuk belanja itu pun tak bertegur sapa," ujar Ponidi seorang tetangga Rudi.