Liputan6.com, Jakarta - Sejak matahari baru saja merangkak naik, ratusan bahkan ribuan kendaraan mulai merayap di sejumlah jalan Jakarta. Kesan semrawut bukan lagi pemandangan aneh. Apalagi, pelanggaran lalu lintas berlangsung di setiap ada kesempatan dan mereka tak khawatir sempritan polisi menghentikan langkahnya.
Makin siang, udara semakin panas. Para pengendara kendaraan makin menghalalkan segala cara untuk dapat melaju. Dari pengendara bermotor sampai penyeberang jalan, tak ada bedanya.
Keberadaan polisi hanya menghentikan kegilaan mereka sesaat. Namun, begitu aparat tak kelihatan batang hidungnya, kenekatan para pengendara muncul kembali. Mereka melawan arus lalu lintas dan tak peduli berisiko maut.
Advertisement
Baca Juga
Di sudut jalan yang lain, nampak pengatur jalanan beraksi. Tentu bukan aparat berseragam, namun sekelompok orang yang sering disebut pak ogah. Mereka berburu receh di putaran-putaran jalan.
Pemuda-pemuda itu tak peduli keberadaannya malah membahayakan pengguna jalan lain. Lalu, dengan dalih mengatur lalu lintas, sekelompok orang itu mengutip uang dari pengendara yang ingin segera bisa memutar arah.
Sistem shift berlaku dalam pengaturan jalan itu. Setiap kelompok kebagian jatah 1 jam kuasai lapak di jalan. Seperti yang terekam dalam kamera tim Sigi Investigasi SCTV, begitu 1 jam usai, kedua pemuda terlihat mengumpulkan dan membagi hasil uang yang didapat.
Aksi atur lalu lintas itu juga terkadang cukup keterlaluan. Bermodal seragam yang terkesan resmi, para pengatur lalu lintas informal itu dengan seenaknya menutup seluruh badan jalan. Mereka menghentikan kendaraan yang lewat demi kepentingan mereka.
Kami lalu mendengar kabar adanya oknum preman yang lindungi aksi itu, sehingga mereka terus ada hampir di setiap putaran jalan. Dari hasil ngobrol-ngobrol, nama seorang preman mampir di telinga kami. Ia mengaku biasa lindungi aksi itu, dan lokasi-lokasi yang disebutkannya pun kami telusuri.
Pengatur lalu lintas informal itu cukup banyak peminatnya, karena bisa dibilang, kerja ringan tapi uang yang dihasilkan lumayan. Tapi, risikonya pun cukup besar tentunya.
Seperti seorang ABG yang kami pantau misalnya, bersama beberapa rekannya ia terlihat mengatur kendaraan berputar. Ia tak peduli bahaya kecelakaan yang sewaktu-waktu bisa menimpanya.
Semakin macet dan padat lalu lintas kendaraan, bagi mereka bagai berkah terselubung. Sebab, hanya dalam hitungan menit rupiah demi rupiah bisa mereka kumpulkan.
Meski yang mengalir memang recehan maupun besaran rupiah yang kecil, tapi jika dikalkulasi hasilnya menjadi lumayan besar. Setiap 1 jam, Rp 80-90 ribu bisa didapat.
Tentunya, polisi bukan tak suntuk menghadapi kemacetan yang ditimbulkan pengatur lalu lintas informal itu. Karenanya, aparat sudah melakukan sejumlah langkah penanganan.
Bagaimana aksi pengatur lalu lintas ilegal itu bisa terjadi? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi Investigasi SCTVÂ edisi Minggu (14/2/2016), di bawah ini.