Sukses


Guyonan Wakil Ketua MPR Saat Hadiri Cap Go Meh di Pontianak

Oso mengatakan Imlek sebagai sebuah kebudayaan yang sarat nilai-nilai religi yang pernah dilarang untuk diperingati.

Liputan6.com, Pontianak - Jalan Gajah Mada, Pontianak, Kalimantan Barat berbeda dari hari biasanya. Kali ini dipadati ribuan orang untuk merayakan Cap Go Meh 2016. Beruntung, Matahari tidak tampak di Kota Khatulistiwa, sehingga acara berlangsung meriah.

Wakil Ketua MPROesman Sapta Odang atau Oso datang lebih dulu bersama Wali Kota Pontinanak Sutarmiji dalam acara yang dimeriahkan 14 naga itu. Namun acara sudah berlangsung lebih dari 30 menit, Gubernur Kalimantan Barat Cornelis belum juga tiba. Pembukaan Cap Go Meh pun tertunda.

Selang beberapa menit, Cornelis pun tiba didampingi istrinya. Keduanya langsung naik ke podium bersama Oso, Wali Kota, dan jajaran pejabat muspida. Tak basa-basi, Cornelis langsung memberi sambutan.

"Oso, dia itu manusia langka dari Sukadan (Kalbar). Dua kali menjabat wakil ketua MPR, hebat dia, bisa menjabat di kelas nasional, bukan kelas kampung," sanjung Cornelis mengawali sambutannya, Pontinak, Kalimantan Barat, Senin 22 Februari 2016. 

Cornelis mengimbau warga Pontinak agar bersukur. Karena berkat kerukunan dan hidup berdampingan antar etnis, perayaan Cap Go Meh berlangsung meriah.

"Kita harus bersuykur kepada Tuhan karena bisa hidup rukun, di tengah-tengah bermacam-macam etnis. Itu sebagai warga kita harus wajib mensyukuri itu," ujar dia.

Dalam kesempatan ini, Cornelis juga memberikan sumbangan Rp 300 juta kepada warga Tionghoa. Diharapkan sumbangan ini bisa meningkatkan perayaan ini lebih baik lagi ke depan, agar menarik wisatawan.

"Kita sumbang ini supaya nanti wisatawan asing bisa masuk ke Pontinanak. Kalau wisawatan masuk, esnya laku, hotelnya laku, kwitaunya laku. Kalau semua laku, pajak buat walikota bisa tambah. Sehingga kalau ada krisis ekonomi, kita pada beli mobil," tutup Cornelis.

Oso yang sebelumnya hanya mesem-mesem saat disanjung Cornelis, kini mendapat giliran memberi sambutan. Dia membalas guyonan Cornelis dengan menyebut, Cornelis adalah teman seperjuangannya dulu.

"Terima kasih Pak Gubernur. Pak Gubernur itu dulu anak nakal. Kalau saya kalem. Makanya kemana- kemana didampingi istrinya. Istri saya juga di ujung sana," kelakar dia.

Oso mengatakan, Imlek sebagai sebuah kebudayaan yang sarat nilai-nilai religi yang pernah dilarang untuk diperingati. Namun seiring berkembangnya kehidupan demokrasi, pelarangan itu sudah tidak berlaku lagi.

"Sejak 2000 Presiden Gus Dur telah mencabut Inpres Nomor 14 tahun 1967 dan membebaskan warga Tionghoa memperingati tahun barunya," tandas Oso.

Kota Terbersih

Sementara Wali Kota Sutarmiji mengatakan, Pontianak kota damai meski banyak kehidupan etnis. Banyaknya etnis Tionghoa turut meningkatkan perekonomian di Pontianak.

"Etnis ini bisa berkembang dan menyatu, sehingga pendapatan daerah terus berkembang dari tahun sebelumnya Rp 63 miliar tahun ini menjadi Rp 350 miliar," ujar dia.

Karena itu, Sutarmiji berjanji akan membangun banyak taman agar interaksi antar etnis terjaga dengan baik. Dengan adanya taman saat ini, etnis Tionghoa menjadi berbaur dengan etnis lainnya.

"Kita akan bangun taman-taman untuk interaksi antaretnis. Dengan taman yang ada saat ini, etnis Tionghoa kini banyak yang berbaur. Saya akan dukung itu ke depan," kata dia.

Sutarmiji mengklaim, Pontianak kota terbersih se-nasional. Bahkan, dia berani membuktikan dengan kota lainnya. Dia akan menargetkan 2 tahun akan menyaingi kebersihan Singapura.

"Sudah banyak negara ingin kerja sama dengan Pontinak, seperti Belanda. Kebersihan Pontianak terbersih di Indonesia, lebih bersih dari Bandung, saya berani buktikan itu. Enggak ada lagi TPS (Tempat Pembuangan Sambah) di pinggir jalan," klaim Utarmiji.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini