Liputan6.com, Jakarta - Kalijodo sebentar lagi tinggal kenangan. Pemprov DKI Jakarta bertekad menertibkannya. Tapi sejumlah cerita masih tersisa. Tak terkecuali dari para pekerja seks komersial (PSK) yang beraktivitas di sana.
Salah satunya dari R. Selama 6 tahun menjadi PSK di Kalijodo, Penjaringan, Jakarta Utara, R sudah melayani ratusan pria hidung belang. Mulai dari remaja hingga pria lanjut usia.
R menceritakan pengalaman, kepada Liputan6.com, saat melayani pemuda tanggung.
"Dia mengaku baru masuk kuliah. Lucunya, dia malah takut dan diam aja," ujar R memulai ceritanya.
R merasa beruntung, tak jadi melayani pemuda tanggung itu. Sebab, si pemuda gemetar dan langsung "selesai." R tetap mendapat bayaran.
Lain pula dengan D, PSK yang masih kuliah di universitas swasta di Jakarta itu mengaku cuma bekerja freelance di sebuah kafe.
"Mas beruntung nih ketemu saya, saya lagi iseng dan kangen Kalijodo. Enggak biasa (mangkal) di sini. Kalau dulu memang di sini," ujar D.
D meninggalkan Kalijodo karena sudah menjadi "teman" seorang pengusaha tua. Namun, si pengusaha tak mau menjadikan dia sebagai istri simpanan, meski pengusaha itu tetap memberikan uang setiap minggu.
"Biasalah, Mas, dia kan sibuk. Cuma sekali seminggu saja bertemu. Tapi, sejak istrinya pulang dari luar negeri, saya enggak dihubungi lagi, makanya kangen ke sini (Kalijodo) buat cari tambahan," ungkap dia.
D mengaku motifnya hanya uang. "Bayarannya gede, bisa buat hidup 2 bulan, siapa yang enggak mau? Tapi sudah lama nih enggak dikasih jajan, ya terpaksa balik ke sini (Kalijodo) lagi," beber D.
Advertisement
Â
Baca Juga
Dari belasan PSK yang ditemui Liputan6.com, mereka umumnya mengaku tak menikmati seks sesaat itu. Namun demi kepuasan pelanggan, mereka pun harus berpura-pura.
"Biar cepat aja. Kan kalau desahan itu bikin mereka senang," ujar Y, PSK lainnya.
Aturan Main
Demi mengejar rupiah, para PSK harus berburu dengan waktu saat melayani para pelanggan. Tak sampai 1 jam setiap melayani pria hidung belang. Bisa lebih lama, dengan tambahan bayaran.
"Yang enak itu diajak cerita-cerita dulu. Nanti kalau dia keenakan, lupa waktu, jadinya kan nambah (waktu penyewaan PSK)," kata M, PSK yang baru 3 tahun bekerja di kafe PM.
Pengalaman menyakitkan juga kerap menyertai mereka saat melayani. Mulai dari penggunaan alat kontrasepsi yang menyakitkan, melakukan seks yang tak nyaman, hingga kekerasan saat berhubungan.
"Ada yang yang pernah mengigit saya," ujar P, seorang PSK di kafe MM.
Kisah-kisah PSK ini bakal segera menjadi kenangan. Pemprov DKI berencana menjadikan tempat-tempat hiburan malam di Kalijodo rata dengan tanah. Para PSK itu mesti mencari kehidupan lain.