Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tengah menertibkan kawasan yang diduga menjadi lokasi prostitusi. Tak hanya Kalijodo, tempat hiburan malam juga jadi sasaran.
Ketua Asosiasi Pengusaha Tempat Hiburan DKI Jakarta Anhar Nasution, mengatakan pemprov seharusnya lebih gencar memberantas narkoba di hotel dan tempat hiburan malam. Sebab, efek narkoba tak kalah merusak dibanding prostitusi.
"Yang harus diberantas itu narkobanya, bukan prostitusinya," ujar Anhar saat dikonfirmasi, Rabu 24 Februari 2016.
Saat ini, peredaran narkoba di tempat hiburan malam juga harus diawasi dengan ketat. Sang pemilik memang tidak menjual, tapi bisa saja pegawai atau pengunjung nakal yang justru menjual atau menggunakan narkoba.
‎
"Kami asosiasi sudah minta bantuan BNN agar memberikan penyuluhan kepada km pegawai untuk tidak menjual narkoba. Karena di tempat hiburan peredaran narkoba harus dicegah dan diberantas. Kalau tidak bisa dicegah ya diberantas tempatnya (ditutup)," imbuh Anhar.
Baca Juga
Dia menyayangkan sikap Pemprov DKI Jakarta yang justru fokus pada prostitusi yang sulit dibuktikan. Beda dengan narkoba yang sangat mudah dibuktikan dan langsung ditindak.
"Saya katakan, prostitusi sudah ada sejak dunia ini terbentang. Kalau mau jujur dan tidak munafik semua (hotel-hotel dan tempat hiburan) ada, jangan mengotak-kotakan beberapa tempat saja," pungkas Anhar.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama protes pengawasan terhadap tempat hiburan malam mulai kendor. Tidak ada lagi penutupan tempat hiburan malam seperti yang terjadi pada Stadium.
"Tadi (saat rapat) Pak Gubernur juga menagih, 'Kok setelah Stadium enggak ada lagi nih?' Artinya, pengawasan‎nya perlu ditingkatkan," kata Sekretaris Daerah DKI Jakarta, Saefullah di Balai Kota Jakarta, Senin 22 Februari 2016.