Sukses

Idrus Marham: Ketum Golkar Belum Tentu Jadi Calon Presiden 2019

Idrus berjanji jika dirinya terpilih nanti akan fokus mengurus partai dan tidak akan tergiur oleh jabatan politik di pemerintahan.

Liputan6.com, Jakarta - Perebutan kursi Ketua Umum Partai Golkar makin panas. Sebab, jika seseorang sudah menjadi ketua umum di partai berlambang pohon beringin itu, acap kali dicalonkan menjadi presiden, seperti mantan Ketum Golkar Jusuf Kalla.

Namun, Sekretaris Jenderal Golkar Idrus Marham yang juga maju sebagai calon ketua umum mengatakan, siapa pun bisa maju sebagai calon presiden.

"Jika saya terpilih tidak akan menjadikan Partai Golkar sebagai tiket calon presiden," ujar Idrus saat dikonfirmasi, Kamis (25/2/2016).

Dia pun berjanji jika dirinya terpilih nanti akan fokus mengurus partai dan tidak akan tergiur oleh jabatan politik di pemerintahan.

"Sedangkan untuk masalah pencalonan presiden nantinya bisa dilakukan penjaringan terbuka melalui mekanisme semisal konvensi," ungkap Idrus.

 

Dia pun mencontohkan, selama 6 tahun menjadi sekjen, dia memilih mundur dari posisinya sebagai anggota DPR dan beberapa kali tawaran menjadi menteri pun ditolaknya.

"Ketua umum partai itu dipilih oleh DPD I dan DPD II, sedang presiden itu dipilih rakyat. Karena itulah, jangan jadikan Golkar untuk memuaskan syahwat berkuasa," tegas Idrus.

Menurut dia, agenda besar bagi ketua umum mendatang adalah menyatukan 2 kubu yang berkonflik. Oleh karena itulah diperlukan calon ketua umum yang memiliki keluwesan dan bisa diterima oleh kubu yang berseteru.

"Kalau ada orang yang mau memimpin Partai Golkar arogan dan mengedepankan kepentingannya sendiri, itu akan menjadi malapetaka dan tidak menutup kemungkinan akan adanya konflik-konflik baru bagi Golkar," pungkas Idrus.