Sukses

'Berkah' buat Pemulung di Kalijodo

Egi tak lagi harus berjalan jauh-jauh memutari Ibu Kota untuk mendapatkan uang belasan ribu rupiah.

Liputan6.com, Jakarta - Hari ini menjadi hari terakhir tempat hiburan malam Kalijodo. Tempat yang dahulu disebut-sebut menjadi ajang mencari jodoh hingga berubah fungsi sebagai tempat prostitusi dan perjudian itu, bakal rata dengan tanah Senin besok.

Gang-gang sempit di kawasan di Pejagalan, Penjaringan, Jakarta Utara itu tak lagi diramaikan pekerja seks komersil (PSK) dan pria hidung belang, tapi kini lalu lalang para pemulung dan tukang loak.

Mereka berburu barang-barang bekas sejak berlangsung operasi penyakit masyarakat (Pekat) oleh Polda Metro Jaya beberapa hari lalu. Mereka leluasa mengambil barang-barang bekas, sebab para pemilik dan pengelola kafe sudah pergi sejak didatangi 2 ribu lebih aparat gabungan itu.

Egi, pemulung 42 tahun itu mengaku sudah seminggu berada di Kalijodo. Ia memungut barang apapun yang bisa dijual. "Semuanya bisa laku, pintu dan papan harganya cukup lumayan," ujar dia kepada Liputan6.com, Minggu (28/2/2016).

Penertiban Kalijodo membawa 'berkah' bagi para pemulung dan tukang loak. Egi yang biasa bermalam di pinggir jalan ini merasa tertolong berkat penggusuran ini. Ia tak lagi harus berjalan jauh-jauh memutari Ibu Kota untuk mendapatkan uang belasan ribu rupiah.

"Hari biasa mah muter-muter, paling banyak cuma Rp 20 ribu. Kalau di sini, dari pagi sampai siang aja udah dapat Rp 50 ribu," ucap dia.

Jika tak mampu mengangkat pintu dari kafe-kafe di Kalijodo, Egi memilih memungut kabel-kabel bekas. Ia memisahkan antara tembaga dan plastik yang membalurnya. Lumayan, harga kabel tembaga di pasaran Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram.


Lebih beruntung lagi, jika Egi dan para pemulung atau tukang loak lain bisa menemukan perhiasan seperti kalung, cincin, dan gelang emas yang tertinggal di kafe-kafe atau bangunan yang sudah ditinggal pemiliknya.

"Teman saya kemarin dapet cincin sama kalung emas 5 gram, yang satu lagi dapat uang Rp 100 ribu dari dalam dompet," tutur dia.

Egi tak sendiri, ada puluhan pemulung dan tukang loak lainnya yang ikut berburu barang bekas di Kalijodo. Bau pesing, bangkai tikus, dan kotoran kucing tak menghalangi mereka memilah barang-barang bekas yang masih bisa dijual.

Mulai dari kran air hingga alas kasur pun diambil. Ratusan kamar yang ada di 60 kafe lebih itu, juga tak luput dari pandangan Edi dan puluhan pemulung lain. Siapa tahu nasib sedang mujur, menemukan barang berharga.

Sementara, belasan eskavator dan truk-truk pengangkut material sudah terparkir di Jalan Bidara Raya, yang tepat berada di belakang kawasan Kalijodo. Alat-alat berat itu siap meratakan semua bangunan di kawasan yang berlokasi di perbatasan antara Jakarta Barat dan Jakarta Utara ini.

Video Terkini