Sukses

Kilas Indonesia: Mahasiswa UGM Ciptakan Aplikasi Anti Kekerasan

3 Mahasiswa Universitas Gajah Mada, Yogyakarta membuat aplikasi bernama no violence.

Liputan6.com, Jakarta - Kapan seseorang sudah harus melaporkan kekerasan dalam rumah tangga, bisa diketahui dari aplikasi yang diciptakan mahasiswa di Yogyakarta. Berita itu mengawali Kilas Indonesia yang ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Senin (29/2/2016).

Sementara itu, ratusan dokter dari seluruh Indonesia berunjuk rasa di depan Istana Negara, Jakarta Pusat. Mereka mengeluhkan rendahnya premi BPJS yang berdampak pada pendapatan para dokter.

Rendahnya premi BPJS menyebabkan dokter terpaksa melakukan pengobatan kepada pasien dengan alat dan obat seadanya.

Di tempat lain, Situbondo, Jawa Timur, sebanyak 167 anggota polisi mengikuti tes kejiwaan dan kesehatan. Mereka diminta menjawab 566 soal dalam 1 jam. Tes digelar untuk mengetahui psikologis anggota polisi berusia 30-40 tahun. Hasil tes nantinya akan dikirim ke Polres Situbondo.

Di Yogyakarta, 3 mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, membuat aplikasi benama no violence karena prihatin dengan maraknya kasus kekerasan dalam rumah tangga. Penggunaan aplikasi ini cukup mudah, setelah diunduh pengguna diminta menuliskan kasus kekerasan yang dialami.

Aplikasi nantinya akan menilai jenis dan tingkat kekerasan. Setelah itu, pengguna akan dibantu untuk melapor ke pihak berwajib atau Komnas Perempuan dan LSM terkait.

Selain itu, menjelang Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016, 10 unit teleskop disiapkan pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Belitung. Teleskop ini nantinya dapat dipakai masyarakat untuk melihat langsung proses gerhana. Proses gerhana matahari total juga akan disiarkan langsung SCTV dari 6 lokasi yang berbeda.