Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok akhirnya menertibkan kawasan Kalijodo. Sebenarnya kawasan ini sudah lama ingin ditertibkan, tapi ada saja yang membuat penertiban batal dilakukan.
Ahok menilai ada beberapa masalah yang menyebabkan penertiban selalu gagal. Salah satunya pejabat selalu berlindung di balik sosialisasi dan berbagai teori.
Baca Juga
"Soalnya kenapa, dulu kan saya susun anggaran, terlalu banyak mulut nih, ngoceh, sosialisasi, akhirnya enggak jadi bongkar. Kalijodo kegagalannya adalah kita terlalu banyak dengerin-dengerin," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (29/2/2016).Â
Advertisement
Baca Juga
Berbeda dengan sekarang. Ahok hanya butuh waktu 20 hari untuk benar-benar menertibkan kawasan itu. Pemerintah cukup menyediakan tempat tinggal, menjamin pendidikan dan masa depan warga.
"Ini kan cepet 20 hari rata. Yang penting kita siap yang sekolah, rusun, planning-nya mau jadi apa, saya sudah kantongi dari 2014, termasuk siapa jagoan di sana saya sudah petakan," lanjut dia.
Bila terus menunggu sosialisasi dan pendapat para pejabat tentu tidak akan pernah terjadi penertiban. Terlebih, usaha ilegal di Kalijodo beromzet jutaan rupiah per harinya.
"Orang kalau sudah dagang enak mana mau pindah dia. Satu malam Rp 8 juta nyewain kamar. Mau kasih apa juga enggak terima dia," ujar Ahok.