Sukses

Sandiaga Uno Belajar ke Bos Go-Jek Atasi Masalah Sosial

Sandiaga Uno mengaku banyak belajar dari sang pengemudi, Zaidin, saat perjalanan menuju kantor bos Go-Jek Nadiem Makarim.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Sandiaga Uno mendatangi kantor Go-Jek di Jalan Kemang Selatan, Jakarta Selatan.

Sandiaga yang menumpangi Go-Jek dari Palmerah itu tiba di kantor Nadiem Makarim dalam 30 menit. Selama dalam perjalanan, dia mengaku banyak belajar dari sang pengemudi, Zaidin.

"Selama 30 menit naik Go-Jek, saya banyak belajar pada pengemudinya. Saya coba lihat permasalahan sosial," ujar Sandiaga di Kantor Pusat Go-Jek, Jakarta, Selasa (1/3/2016).

Dia mengatakan, kedatangannya ke kantor Go-Jek untuk bertemu bos Go-Jek, Nadiem Makarim. Dia ingin belajar bagaimana mendirikan ojek berbasis teknologi di Indonesia.

"Saya mau belajar dengan Bro Nadiem, bagaimana caranya menyelesaikan permasalahan sosial dengan teknologi. Bagaimana ia menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dengan berbasis teknologi," ucap Sandiaga. 

 

Menanggapi hal itu, Nadiem menilai pemerintah sudah harus mulai mencarikan jalan bagi kemajuan teknologi. Sebab, perkembangan dan derap perubahan sosial berjalan sangat cepat.

"Potensi teknologi, dukungan regulasi dari pemerintah, dan dukungan penyedia dana yang formal itu sangat penting dalam ekosistem (kemajuan bisnis teknologi) ini. Menurut saya, di internal masih banyak yang bisa dibenahin, kita enggak perlu takut dengan MEA," jelas Nadiem.

Bahkan, ia tak takut jika ide-ide bisnisnya ditiru pengusaha lainnya. Nadiem malah berharap, semakin banyak pengusaha muda yang mau terjun ke bisnis berbasis teknologi akan semakin membuka peluang masyarakat mendapatkan kehidupan yang layak.

"Kita kepengen ditiru, 100% kita pingin ditiru, banyak sektor-sektor lainnya selain ojek yang bisa dikembangkan dengan basis teknologi," jelas Nadiem.

Nadiem berharap, pemerintah tidak lagi melindungi dan mendanai usaha-usaha kreatif dan berbasis teknologi. Sebab menurut dia, itu hanya akan memanjakan pengusaha dan generasi. Ia hanya mengusulkan, adanya regulasi yang mampu membuat pengusaha bersaing dengan sehat.

"Harapan kami dari sektor tekno, pemerintah ada di pihak kita. Enggak perlu blokir penantang (pesaing bisnis) dari luar, kita pasti bisa, yang penting adalah buka akses pendanaan," jelas Nadiem.

Namun, Nadiem mengaku sedikit kecewa dengan banyaknya prosedur yang harus dilalui oleh para investor dan pekerja asing, yang menurut Nadiem adalah pintu kemajuan bagi bangsa.

"Knowledge transfer, ini juga yang perlu diperhatikan manfaatnya. Kita harus dewasa sebagai negara," ucap Nadiem.