Sukses

Berebut Kursi dengan Ahok

Walau Pilkada DKI baru berlangsung Februari 2017, namun tensi politik perebutan kursi Jakarta 1 mulai memanas.

Liputan6.com, Jakarta - Hawa Ibu Kota semakin panas di tengah puncak musim hujan. Bukan lantaran sang mentari yang berebut posisi dengan awan. Politik lah yang membuat suhu di DKI Jakarta naik. Terutama terkait lawan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Ya, walau Pilkada DKI baru berlangsung Februari 2017, perebutan kursi Jakarta 1 mulai mencuat.

Beberapa waktu belakangan, muncul sejumlah nama yang akan menjadi pesaing Ahok dalam gelaran pesta demokrasi tersebut. Sebut saja Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, Adhyaksa Dault, dan Yusril Ihza Mahendra.

Namun, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menolak maju dalam pertarungan tersebut. Alasannya, karena dia ingin menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai Wali Kota Bandung.

"Saya maju ke Jakarta (sebagai cagub DKI), tetapi tidak sekarang," kata Ridwan di Balai Kota Bandung, Senin 29 Februari 2016.

Inilah salah satu karya dari Ridwan Kamil untuk mengenang musibah tsunami Aceh yang paling menyita perhatian banyak orang.

Lalu, siapa lagi penantang kuat Ahok? Putra asli Belitung Timur itu menilai masih banyak calon lain yang tidak kalah kuat dengan Ridwan Kamil. Inilah yang membuatnya semakin bersemangat mengikuti Pilkada 2017.

"Semua berat lah ya saya kira. Apalagi Pak Yusril (Yusril Ihza Mahendra), ya kan. Pak Yusril lebih berat, bekas capres," ucap Ahok di Balai Kota Jakarta.

Dia melihat tekad Yusril begitu besar dalam mengalahkannya. Sebagai sesama orang Belitung, Ahok merasa Yusril ingin meneruskan kesuksesan kakaknya yang berhasil mengalahkan adik Ahok, di Pilkada Belitung Timur.

"Ya kan beliau yakin banget, abangnya pernah ngalahin adik saya 51 persen. Mungkin di DKI dia pikir juga bisa ngalahin 50 persen plus 1 gitu kan. Enggak apa-apa. Saya sih enggak apa-apa, yang penting nyaris kalah cukup kok. Nyaris kalah aja," ujar Ahok.

Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama. (Facebook Ahok)

Manuver Lawan Ahok

Salah satu tokoh yang telah berdeklarasi akan maju dalam Pilkada DKI adalah Ketua Umum Partai Bulan Bintang Yusril Ihza Mahendra. Langkahnya makin mantap untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta. Terlebih setelah Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyatakan mundur dari bursa cagub DKI.

Untuk menggalang kekuatan, Yusril menemui Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY. Pertemuan itu berlangsung di Cikeas, Jawa Barat.

Yusril menambahkan, sebelumnya dia berkomunikasi dengan sejumlah partai besar. Bahkan tokoh-tokoh partai itu sudah ditemuinya.

Dia mengatakan, SBY sangat menghargai dan menyambut baik rencananya untuk bertarung di panggung demokrasi ‎DKI 2017. Presiden keenam RI itu pun memberikan wejangan kepada Yusril terkait pencalonannya itu.

‎"SBY menyarankan agar saya menjalin komunikasi intensif dengan semua partai dalam rangka pencalonan ini," ujar Yusril.

Yusril Ihza Mahendra meraih penghargaan di ajang Madrid International Film Festival 2014 sebagai aktor utama terbaik di film berbahasa asing

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno mengatakan akan 'mencuri' ilmu dari Ridwan Kamil. Walaupun Gerindra belum memutuskan akan mengangkat siapa pada Pilkada DKI 2017.

"Saya akan minta waktu Pak Ridwan Kamil segera, untuk tangkap visi misi beliau untuk Jakarta lebih baik dan sejahtera," kata Sandiaga saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa 1 Maret 2016.

Pengusaha Indoneisa, Sandiaga Sallahudin Uno (Liputan6.com/Helmi Fitriansyah)

Guyon Balai Kota

Basuki Tjahaja Purnama, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo bertemu di Balai Kota Jakarta, Kamis 25 Februari 2016. Tak ada yang tahu apa isi pertemuan 30 menit 3 tokoh muda itu.

Guyonan soal Pilkada DKI Jakarta pun terlontar dari Ahok sebagai tuan rumah.

"Pak Ganjar kan teman lama nih di Komisi II, mampir-mampir ngobrol makan sama istri. Ya, sambil sampaikan ke saya kalau enggak pakai (jalur partai), PDIP bisa majuin Pak Ganjar nih. Ya kulo nuwun dong, jangan berantem, berdua kan calon, bahaya. Ini teman. Ilmunya tahu, boroknya tahu, repot nanti. Dia ini guru saya," kata Ahok memulai perbincangan.


Ahok, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo bertemu di Balai Kota Jakarta

Ganjar pun menyambut dengan guyonan. Sebagai orang yang berasal dari kampung, tentu sangat baik bila bertukar program antardaerah, sehingga bisa saling membangun daerah masing-masing dengan baik.

"Saya ini kan orang kampung ya. Di Semarang terus melihat dinamika yang ada di Jakarta. Makanya saya main. Kebetulan ada Kang Emil juga di sini," ucap Ganjar.

Kemudian, lanjut Ganjar, ketiganya berbincang soal pembangunan di daerah masing-masing. Serta berbagi pengalaman.

Menyambung sindiran Ahok soal Pilkada DKI Jakarta, politikus PDIP itu pun ingin ada persaingan yang sehat bila tidak ada kata sepakat dari masing-masing pihak.

Namun, Ahok membantah pertemuan itu merupakan strateginya untuk maju ke Pilkada DKI. "Ya mungkin tanya sama Ganjar, tertarik jadi wagub apa enggak," ujar Ahok.

Lalu, apa jawaban Ganjar? "Saya gubernur kok suruh jadi wakil. Kamu menghina saya?" kata Ganjar dengan wajah datar.

Walaupun begitu, Selasa 1 Maret 2016 sore, politikus PDIP itu kembali terbang ke Ibu Kota. Saat ditanya apakah akan bertemu Megawati Soekarnoputri, dia membungkam.


Ganjar Pranowo

Sementara, politikus PDIP Eva Kusuma Sundari memastikan Ganjar Pranowo tak akan ikut dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017. Sebab, sampai saat ini, tidak ada satu pun keputusan di DPP partai banteng itu menyebut nama Gubernur Jawa Tengah itu sebagai cagub DKI.

"Enggak mungkin, yang menentukan calon (Gubernur DKI) itu DPP. Kita mencalonkan apa pun harus penugasan partai," kata Eva kepada Liputan6.com.

Strategi Ahok

Selain bertemu dengan ketiga tokoh muda, Ahok masih mengandalkan TemanAhok untuk memperoleh dukungan. Sebab, dia mantap maju melalui jalur independen.

Namun, dia tidak menutup pintu bagi partai yang menyatakan dukungannya. Ada syarat yang dia ajukan, yakni partai tersebut harus meminta izin TemanAhok.

Ada sejumlah partai yang telah menyatakan dukungannya kepada Ahok. Salah satunya, Partai Hanura.

Ahok merupakan salah satu bakal calon gubernur DKI Jakarta yang masuk dalam radar tim penjaringan ‎Partai Hanura pada Pilkada DKI 2017 mendatang. Namun, Hanura tak mau bernegosiasi dengan TemanAhok jika ingin mengusung Gubernur DKI jakarta itu.

"(Hanura) ini parpol yang punya garis jelas," ujar Ketua DPD Hanura DKI Jakarta, Mohammad Ongen Sangaji di Jakarta, Minggu 28 Februari 2016.

Partai Nasdem juga mendukung Ahok maju dalam Pilkada DKI 2017. Nasdem terus bergerilnya mengajak semua partai untuk mendukung Ahok menjadi calon Gubernur DKI Jakarta.

"Semua (partai) kita ajak, tapi belum ada yang final menyatakan setuju. Ada (partai), tapi masih menunggu waktu yang tepat," kata Ketua DPP Nasdem Victor Laiskodat di Gedung DPR, Jakarta, Senin 29 Februari 2016.

Wakil Ketua Komisi III DPR dari Gerindra Desmond Junaidi Mahesa diam-diam mendukung Gubernur DKI Jakarta Ahok maju kembali. Sikap ini bertentangan dengan DPD Gerindra DKI Jakarta.

Warga menunjukan baju yang bertuliskan

Ahok pun sudah mendengar dukungan tersebut. Namun dukungan itu tidak berpengaruh bagi dia, karena pada dasarnya dia juga tidak ada masalah dengan Gerindra.

"Saya sama Gerindra baik-baik saja, loh. Saya sama Pak Hasyim, Pak Prabowo, Aryo, baik loh. Kita bisa makan siang bareng baik, kok," ujar Ahok usai menghadiri HUT ke 97 Pemadam Kebakaran di Semper, Jakarta Utara, Selasa 1 Maret 2016.

Meski mendapat dukungan dari Gerindra, mantan Bupati Belitung Timur itu tidak mau gegabah. Dia tetap ingin maju pada Pilkada DKI, menggunakan dukungan yang sudah dikumpulkan para relawannya, TemanAhok.

"Saya tetap hargai dan mendukung TemanAhok, ya. Kalau mereka bisa kumpulkan. Makanya sekarang kesulitan sudah lebih tinggi, mereka harus mengisi nama wakil," tegas mantan politikus Gerindra itu.