Sukses

VIDEO: Bau Nyale, Tradisi Tangkap Cacing Jelmaan Putri Mandalika

Bau Nyale digelar di bulan ke-10 kalender sasak yang juga menandai akan berakhirnya musim penghujan.

Liputan6.com, Lombok - Tepat setelah terbitnya fajar di ufuk timur, ribuan warga yang datang dari segala penjuru beramai ramai menyebar di tiga kawasan pantai selatan Lombok, yakni Pantai Seger, Kuta dan Kaliantan, untuk berburu nyale, sebutan warga Lombok pada cacing karang bernama latin eunice fucata.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (2/3/2016), dalam bahasa lokal, tradisi ini dinamakan Bau Nyale atau dalam bahasa Indonesia berarti menangkap cacing karang yang muncul setahun sekali, yakni pada tanggal 20, bulan kesepuluh kalender sasak yang juga menandai akan berakhirnya musim penghujan.

Nyale atau cacing karang diyakini oleh warga merupakan jelmaan seorang putri cantik bernama Putri Mandalika. Namun sang putri rela menceburkan diri ke laut demi menghindari pertumpahan darah dari sejumlah pangeran yang ingin mempersuntingnya.

Selain untuk dikonsumsi, hasil tangkapan cacing karang ditabur di lahan pertanian, agar tanah menjadi subur.

Tradisi Bau Nyale ini akan berlangsung selama empat hingga lima hari. Tradisi bau nyale menjadi salah satu agenda utama pariwisata daerah di Nusa Tenggara Barat.