Liputan6.com, Jakarta - Genangan masih terjadi di sejumlah wilayah DKI Jakarta. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun sudah mengetahui penyebab genangan itu.
Salah satu penyebab genangan yang membuat Ahok kesal adalah sistem buka tutup pintu air yang sampai saat ini masih berlaku. Kata Ahok, dari zaman Belanda sampai sekarang aturan itu masih saja dianut padahal kondisi Jakarta sudah jauh berubah.
"Kenapa Kali Angke begitu meluap, sampai Jakarta Barat tenggelem. Saya langsung curiga ini pasti kalian buang airnya semua dibuang ke Kanal Banjir Barat," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Rabu (2/3/2016).
Baca Juga
Kecurigaan Ahok ini berawal ketika dia melewati Gadjah Mada dan Pasar Ikan, ternyata airnya kering. Setiap pagi, Ahok selalu melewati daerah itu ketika hendak ke Balai Kota. Kemudian ketika dia melihat di CCTV, ternyata kali di kawasan Masjid Istiqlal dan Gunung Sahari juga kering.
"Berarti kamu tutup pintunya nih. Kalau gitu ngapain air ngocor dari gunung gitu banyak. Ngapain iseng ditutup-tutupin. Ditutup pintunya kan makin tinggi. Nanti sudah Siaga 1, dibuka mendadak, ya tenggelem dong Jakarta. Terus sekarang saya panggil, katanya itu protap (prosedur tetap) lama. Kan saya sudah suruh buka dari tahun lalu," ujar Ahok.
Dengan kondisi sungai yang perlahan mulai baik karena normalisasi dilakukan, Ahok melanjutkan, seharusnya tidak ada lagi penutupan pintu air. Kalau itu dipaksakan, jelas air akan membanjiri daerah tertentu di Jakarta, sekalipun daerah itu sebelumnya tidak pernah banjir.
"Kan saya sudah suruh buka dari tahun 2014. Jangan pernah ditutup, tahun 2015 jangan pernah ditutup. Berarti dia tutup lagi. Sekarang alasannya protap Belanda. Emang Belanda negara lu sekarang," pungkas Ahok.