Liputan6.com, Bengkulu - Warga pesisir pantai Kelurahan Sumur Melele, Kota Bengkulu yang merasakan gempa Mentawai dengan getaran yang cukup kuat mulai waspada.
Beberapa pemuda setempat mulai memantau pergerakan air laut menggunakan sarana penerangan seadanya berupa senter baterai dan lampu petromaks.
"Kami berjaga jika air surut mendadak, kami harus segera mengungsi," ujar Rudi, Ketua Kelompok Masyarakat Peduli Bencana Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu, Rabu (2/3/2016).
Gempa bumi bawah laut atau tektonik berkekuatan 8,3 pada skala richter mengguncang Samudera Hindia pada Rabu (2/3/2016) malam.
Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu Haris Havid mengatakan, posisi gempa berada pada 6,16 lintang selatan dan 9,05 bujur timur pada posisi 628 kilometer barat data Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.
Gempa terjadi pada pukul 19.49.41 WIB pada kedalaman 10 km dan berpotensi tsunami.
"Kami mengeluarkan peringatan dini kepada masyarakat pesisir pantai Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu dan Lampung untuk waspada datangnya gelombang tsunami," ujar Haris di Bengkulu.
Pihaknya belum dapat memprediksi berapa ketinggian gelombang dan kapan waktunya gelombang besar sampai ke daratan. Dia meminta kepada masyarakat yang berada di pesisir untuk bergerak ke lokasi yang lebih tinggi.
Berselang 6 detik kemudian BMKG juga mengeluarkan rilis terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih kecil yaitu 7,8 pada Skala Richter. Posisi pertemuan lempeng Euroasia dan Indoaustralia pada gempa kedua bergeser di posisi 4,92 Lintang Selatan dan 94,39 Bujur Timur.