Liputan6.com, Padang - Usai pencabutan peringatan dini tsunami gempa Mentawai oleh BMKG, ribuan warga Padang, Sumatera Barat yang mengungsi ke beberapa dataran yang lebih tinggi, berangsur-angsur kembali ke rumah mereka masing-masing, menjelang dinihari tadi.
Ribuan warga itu sebelumnya mengungsi ke tempat yang lebih tinggi guna mengantisipasi tsunami akibat gempa 7,8 Skala Richter yang mengguncang Mentawai, Rabu 2 Maret 2016 malam.
Komandan Resimen Mahasiswa Universitas Andalas (Unand) Zilva Yoga yang memantau hal itu mengungkapkan, sejak pukul 23.30 Rabu malam, warga yang mengungsi di Limau Manis mulai meninggalkan kampus dan bergerak ke arah bawah, Kota Padang.
Namun, hingga saat ini masih tersisa beberapa warga dan anak muda di kampus Unand.
Baca Juga
Zilva mengatakan, Resimen Mahasiswa Unand telah mengerahkan 20 personel dan berkoordinasi dengan satpam, kepolisian, dan BPBD kota untuk membantu para pengungsi. Saat ini satuan pengaman tersebut telah dibubarkan dan kondisi di kampus Unand dinyatakan kondusif.
Di lokasi lain yakni Indarung, seperti dikutip dari Antara, Kamis (3/3/2016), seorang warga bernama Syukri melaporkan sudah tidak terjadi lagi kemacetan kendaraan di daerah itu.
Di Jalan Ulu Gadut yang sejak Rabu malam penuh dengan kendaraan pengungsi, sekarang juga berangsur sepi dan sudah normal kembali. Tampak ada beberapa kendaraan yang bergerak turun kembali ke Kota Padang.
Pengungsi lainnya bernama Floruci Tri Septari, lebih memilih bertahan di lokasi berdataran lebih tinggi hingga pagi.
Sebelumnya, Badan Metereologi dan Geofisika Sumatera Barat telah mencabut peringatan dini bahaya tsunami tepat satu jam setelah gempa 7,8 Skala Richter mengguncang perairan Mentawai dan sekitarnya.
Bersamaan dengan itu, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno melalui siaran persnya mengimbau masyarakat untuk tidak panik dalam menanggapi isu bencana tersebut.
Advertisement