Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 16 truk Dinas Kebersihan mengangkut bekas kulit pembungkus kabel menyumbat aliran air di gorong-gorong Jalan Merdeka Selatan sehingga menyebabkan banjir. Tinggi tumpukan pun cukup fantastis, capai 2 meter. Lalu, siapa menaruh kulit kabel di kawasang Ring 1 Jakarta itu?
Sejauh ini kepolisian masih menyelidiki temuan tersebut. Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya turun langsung ke lapangan guna mencari segala dugaan, apakah itu disengaja atau pun tidak.
Penyelidikan dilakukan setelah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berkoordinasi dengan kepolisian. Soal jerat hukum, kepolisian akan bersikap profesional dengan mengedepankan fakta dan temuan dari penyelidikan.
Baca Juga
"Kita tidak berandai-andai. Tim masih di lapangan, masih penyelidikan untuk mengumpulkan keterangan apakah ada unsur pidana atau tidak dari temuan tersebut," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus (Direskrimsus) Komisaris Besar Mujiyono saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Rabu 2 Maret 2016.
"Kita sesuai fakta hukum, nanti bergantung temuan di lapangan," dia menambahkan.
16 truk kulit kabel yang diangkut baru di satu titik. Dinas Tata Air DKI Jakarta masih terus melakukan penyisiran di beberapa titik lainnya. Bukan tidak mungkin, temuan serupa juga akan ditemukan di wilayah lain.
"Bukan tidak mungkin di titik wilayah lain ada, kami terus lakukan penyisiran mencari kemungkinan itu," kata Kepala Dinas Tata Air Teguh Hendarwan saat dihubungi Liputan6.com, Selasa 1 Maret 2016.
Guna menelusuri siapa di balik biang kerok, Kapolda Metro Jaya bergerak cepat dengan membentuk tim khusus. Beberapa lembaga diterjunkan mecari jejak si biang banjir.
"Kita sedang membentuk tim dari Ditkrimsus Polda Metro bersama dengan dari Sudin (Suku Dinas) Tata Air, PLN untuk melihat apakah ini (kulit kabel listrik di gorong-gorong) barang lama atau barang baru," ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 2 Maret 2016.
Penelusuran dilakukan dengan menggali keterangan dari pihak kontraktor. Pasalnya, 2009 dan 2014 terdapat pengerjaan proyek infrastruktur.
"Info sementara kami mengatakan itu barang lama. Pernah ada tahun 2009 atau 2014, ada yang melakukan pembangunan di sana kemudian kemungkinan kabel itu kelupasan kulitnya ini enggak terangkat. Kalau enggak terangkat kenapa? Kita akan cek sampai ke kontraktornya," terang Tito.