Liputan6.com, Jakarta - Salah satu legenda kuno di Pulau Jawa terkait gerhana matahari yang kerap muncul adalah adanya raksasa jahat Batara Kala. Kini mitos itu mulai menghilang seiring perkembangan ilmu astronomi.
Batara Kala alias si raksasa jahat, bentuknya menyeramkan. Jangankan manusia, matahari saja dia sanggup menelannya.
Baca Juga
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Jumat (4/3/2016), itulah salah satu legenda kuno di Pulau Jawa terkait gerhana matahari. Saat matahari dimakan oleh Batara Kala langit gelap di siang hari.
Advertisement
Agar raksasa mengeluarkan matahari, manusia memukul lesung melawan raksasa jahat.
Baca Juga
Mitos raksasa juga muncul di kalangan rakyat Kalimantan, bahkan Bangladesh. Bukan Batara Kala namanya, tetapi Rahu dan satu lagi raksasa bernama Ketu.
Lain Batara Kala, lain pula naga Sungai Musi. Dalam legenda rakyat Sumatera Selatan, sang naga dipercaya sebagai sosok yang memakan matahari hingga bumi menjadi gelap gulita.
Di awal kemunculannya tahun 1983, gerhana matahari total bahkan ditakuti. Ibu-ibu hamil bersembunyi di kolong kursi karena takut bencana mengintai.
Gerhana matahari total yang seharusnya bisa dinikmati dengan mata telanjang malah dilarang untuk dilihat, bahkan harus menggunakan baskom.
Sebagian masyarakat yang masih percaya tahayul, memukul-mukul lesung padi dan ranting pohon agar matahari kembali bersinar.
Seiring berkembang pesatnya ilmu astronomi, mitos demi mitos mulai menghilang. Fenomena gerhana matahari total bisa dijelaskan secara ilmiah.
Cahaya matahari menghilang di siang hari karena tertutup bulan yang melintas persis diantara bumi dan matahari. Fenomena ini amat langka terjadi di lokasi yang sama dan amat sayang jika dilewatkan.
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV, dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.
Â
Â