Liputan6.com, Banyuwangi - Kapal Motor Penumpang (KMP) Rafelia 2 tenggelam Jumat 4 Maret 2016 siang. Masih ada 4 penumpang kapal penyeberangan Ketapang-Gilimanuk Bali tersebut yang belum ditemukan.
Bupati Banyuwangi, Jawa Timur, Abdullah Azwar Anas berharap Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera menemukan penyebab tenggelamnya kapal Ravelia II di Perairan Selat Bali.
"Saya harap Sabtu akhir pekan ini juga, KNKT sudah hadir di Banyuwangi. KNKT kami harap segera lakukan penyelidikan dan investigasi penyebab kapal ini tenggelam. Ini untuk segera menyudahi spekulasi sebab musababnya," kata Anas dalam rapat koordinasi di Banyuwangi, Jumat malam seperti dilansir Antara.
Menurut dia, penyebab tenggelamnya kapal hingga kini belum diketahui dengan pasti. Meskipun ada dugaan kapal milik perusahaan pelayaran PT Darma Bahari Utama ini bocor.
"Kami belum bisa mengetahui apa penyebab pastinya. Masih butuh investigasi lebih lanjut dari pihak yang lebih berwenang, semisal KNKT," kata GM ASDP Ketapang Banyuwangi M Yusuf Hadi yang turut hadir dalam rakor tersebut.
Kehadiran KNKT, lanjut Anas, sangat mendesak lantaran semua calon penumpang pengguna transportasi laut membutuhkan kepastian keselamatan. Apalagi, jalur Ketapang-Gilimanuk dan sebaliknya tergolong rute pelayaran dengan intensitas tinggi.
"Rekomendasi KNKT ini sangat penting dan mendesak. Semua calon penumpang pasti ingin tahu penyebab kapal tenggelam ini, apalagi kita tahu arus Selat Bali ini tergolong kuat. Pasti mereka butuh kepastian akan keselamatannya," ujar Anas.
Advertisement
Baca Juga
Selain meminta KNKT segera melakukan penyelidikan, dia meminta agar otoritas pelabuhan lebih tegas menegakkan aturan tentang tonase dan kapasitas maksimum penumpang.
Hal ini mengacu pada adanya perbedaan pada data jumlah penumpang KMP Rafelia 2 yang dimiliki Syahbandar Gilimanuk Bali dan hasil pendataan tim SAR di Banyuwangi.
Anas menjelaskan, "Simpang siurnya kepastian jumlah korban implisit membuktikan aturan tentang tonase indikasi dilanggar. Untuk itu, kami minta aturan semacam ini lebih diperketat. Bukan hanya maksimum kapasitas saat di pelabuhan, namun jembatan timbang juga harus ambil sikap. Jangan sekedar ditilang, namun juga diberi sanksi lain yang lebih tegas."
Hingga kini, penumpang yang dinyatakan hilang 4 orang. Selain nakhoda, mualim I, serta seorang ibu dan bayinya, terdapat 1 kru truk yang ternyata juga belum ditemukan.
"Setelah rakor tadi, ternyata ada laporan masuk dari penumpang lain yang menyatakan sopir salah satu truk yang sekapal dalam pelayaran tadi belum diketahui kabarnya," kata Anas.
Mengacu pada laporan penumpang tersebut, data yang dikeluarkan oleh posko penyelamatan KMP Ravelia II, jumlah orang di dalam kapal meningkat menjadi 81 orang dari sebelumnya 80 orang.
"Tim terus bekerja melakukan pencarian," kata Anas yang pada Jumat malam juga langsung ke rumah sakit untuk mengecek perawatan korban.
Â
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV, dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.