Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berdebat dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan terkait proyek kereta ringan Light Rail Transit (LRT). ‎Pria yang akrab disapa Ahok itu ingin pembangunan LRT berstandar internasional. Sementara Menteri Jonan ingin pembangunan dengan standar lokal.
"‎Kenapa kita mesti bangun kereta dengan standar khusus? Lebih baik standar internasional. Nah, ini yang kita berdebat tadi, mau ikut yang mana," ujar Ahok di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat 4 Maret 2016.
Dia khawatir jika pembangunan LRT menggunakan operator standar lokal dengan menunjuk langsung PT Kereta Api Indonesia (KAI) harganya akan semakin mahal. Sementara kualitas belum tentu sebaik internasional.
"Tadi dari pihak Menhub menganggap, enggak, yang model kereta api lebih murah. Kita tanya, apakah cuma pertama doang kasih murah, sehabis itu kita dikerjain (harganya jadi tinggi)? Nah kita juga berdebat,"‎ papar Ahok.
Baca Juga
Oleh karena itu, mantan Bupati Belitung Timur itu ingin agar pemerintah melakukan lelang terbuka. Dengan begitu, pilihannya akan semakin banyak dan bisa mendapatkan harga lebih murah dengan kualitas tinggi.
‎"Kami berpikir secara ekonomi logika saya, kalau penawarannya banyak pasti lebih murah. Kalau saya pesan khusus, maka mahal. Tapi menteri menganggap, kalau pesan khusus ada yang lebih murah," Ahok menjelaskan.
Namun, belum ada keputusan terkait operator yang akan mengerjakan proyek LRT. Menurut dia, perdebatan tadi masih menjadi pertimbangan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
"‎Senin nanti akan dikoordinasikan lagi soal perbandingan harga. Tadi Pak Jonan tidak bawa hitungannya. Kita harus bandingkan apple to apple‎," pungkas Ahok.