Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR Zulkifli Hasan memberikan kuliah umum di Universitas Islam As-Syafi'iah (UIA) Jatiwaringin, Jakarta Timur. Pada kesempatan itu, dia menerangkan betapa luas dan kayanya Indonesia ini.
"Indonesia dikaruniai Allah SWT yang luar biasa. Negara seperti ini, Indonesia tidak ada duanya. Indonesia itu kalau ditaruh di Eropa habis karena saking besarnya," ungkap Zulkifli di Jatiwaringin, Jakarta, Sabtu (5/3/2016).
Pria yang karib disapa Zulhas itu mengatakan Indonesia terdiri dari 400 etnik bahasa daerah, suku 600 lebih, dari Sabang sampai Merauke.
"Di sini, bahkan gunung berapi saja lain-lain. Gunung berapi di Jawa berbeda dengan yang ada di Lampung," ujar Zulhas.
Oleh karena itu, dia meminta agar para generasi muda mencintai dasar-dasar negara Indonesia, termasuk 4 Pilar MPR. Keempat pilar itu adalah Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara, UUD sebagai konstitusi negara serta ketetapan MPR, NKRI sebagai bentuk negara, dan Bhineka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
Baca Juga
Dia juga menjelaskan, selepas amandemen UUD 1945 yang keempat, terjadi perubahan konstitusi yang sangat mendasar. Memang, lanjut dia, konstitusi yang baru berbeda dengan keinginan para pendiri bangsa, terutama sila keempat Pancasila.
"Demokrasi yang ada sekarang diakui mirip dengan demokrasi yang ada di Barat. Demokrasi kita menang-menangan," ucap Zulhas.
"Kalau demokrasi dalam negara normal itu bagus-bagus saja. Namun kalau demokrasi dalam negara yang tidak normal di mana masih banyak kemiskinan dan pendidikan masih belum maksimal, maka demokrasi akan menguntungkan kaum elit," sambung dia.
Ketua Umum PAN itu juga memaparkan harga demokrasi sekarang mahal. Siapa yang mengikuti pemilu tanpa sponsor dan modal, akan sulit menang. Mereka tak akan bisa menjadi pemimpin.
"Demokrasi yang seperti itulah yang justru akan menciptakan kesenjangan sosial dan kemiskinan," tandas Zulkifli Hasan.
Rektor UIA Tutty Alawiyah merasa sangat senang Stadium Generale dapat dilaksanakan sesuai dengan harapannya yang dihadiri oleh Ketua MPR.
"Tujuan pertamanya dapat meningkatkan wawasan mahasiswa. Tanpa wawasan kita tak bisa memahami apa yang terjadi dan tak tahu apa yang akan kita lakukan ke depan," ucap mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan era Presiden Soeharto memimpin kala itu.
Sebelumnya, pada 4 Februari 2016 lalu, Tutty sempat menyambangi Kompleks Parlemen untuk meminta kesediaan Ketua MPR mengisi kuliah umum di kampus miliknya yang telah berdiri 30 tahun itu.
Advertisement
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV, dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.