Liputan6.com, Ngawi - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menggelar syukuran menyambut kemenangan PDIP dalam pilkada di 13 dari 19 daerah Jawa Timur. Syukuran yang digelar di Alun-alun Merdeka, Ngawi, Jawa Timur, Sabtu malam ini menggelar wayang kulit.
Wayang kulit dengan lakon Gatot Kaca Winisuda ini dimainkan oleh dalang kondang Ki Anom Suroto. Ribuan warga Ngawi pun berbondong-bondong menyaksikan pagelaran ini.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membuka pergelaran ini secara simbolis, dengan menyerahkan wayang Gatot Kaca kepada dalang Ki Anom Suroto.
Hasto dalam sambutannya mengatakan, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri selalu menanamkan nilai Satyam Eva Jayate. Nilai yang disampaikan pertama kali oleh Raden Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit.
"Satyam Eva Jayate yang artinya kebenaranlah yang akhirnya menang, merupakan salah satu nilai yang diyakini PDI Perjuangan," kata Sekjen PDIP Hasto di Ngawi, Sabtu (5/3/2016) malam.
Hasto menyampaikan pesan Megawati, yang meminta agar seluruh kepala daerah PDIP, benar-benar mewujudkan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan. Nilai Satyam Eva Jayate agar diperhatikan seluruh kader PDIP.
Hasto menegaskan wayang tidak hanya ekspresi kebudayaan. Sebab wayang menggambarkan ritual kehidupan manusia dalam pergulatan mewujudkan nilai-nilai kebenaran.
"Hal ini tampak dalam keseluruhan cerita wayang yang berkiblat pada satu nilai bahwa kebenaranlah yang akhirnya menang," kata dia.
Menurut Hasto, wayang dengan lakon Gatot Kaca Winisuda itu menegaskan pergulatan seorang satria yang rela menjalankan tugas. Membela negara tanpa pamrih dan bersedia menerima tugas membela negara, dengan jiwa pengorbanan.
"Dengan melihat pagelaran wayang ini, kita bisa melihat bagaimana setiap satria hanya akan selamat, apabila dia dikawal oleh para punakawan. Punakawan dalam wujud Semar, Gareng, Petruk dan Bagong adalah cerminan dari wong cilik yang sekaligus orientasi dedikasi hidup PDIP," papar dia.
Hasto juga berterima kasih atas dukungan masyarakat Ngawi terhadap Bupati terpilih Ngawi, yang diusung PDIP, Budi Sulistiyono, yang mendapatkan dukungan suara hingga 87%.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Ngawi Budi Sulistiyono mengaku bersyukur dan berterima kasih atas dukungan besar warga Ngawi.
Baca Juga
"Saatnya harus mengabdi kepada masyarakat. Bagaimana menyejahterakan masyarakat ke depan," ucap Budi yang dikenal dengan sapaan Mas Kanang itu.
Kepala Daerah
PDIP menegaskan tidak akan mengusung calon Gubernur DKI Jakarta yang tidak taat kepada partai, dalam Pilkada DKI 2017.
Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira mengatakan, PDIP lebih memilih calon pemimpin yang setia terhadap partai, dan bukan mencalonkan pemimpin 'kutu loncat'.
"Jadi tidak hanya sekadar menjadikan, kemudian meninggalkan di belakang-belakangnya. PDIP itu lembaga partai, kami itu tidak sebatas mengantarkan orang sampai gubernur," kata Andreas di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu.‎
Andreas menilai, jika seorang calon tidak loyal terhadap partai, ke depannya akan sulit bagi partai tetap mendampingi jika calon tersebut terpilih. Apalagi, dalam masa pemerintahannya agenda yang diusung bertentangan dengan partai pengusungnya.
Untuk itu, kata dia, PDIP menyeleksi ketat dalam menjaring para calon-calon pemimpin daerah. Terlebih, PDIP memiliki sekolah partai bagi calon kepala daerah.
"Kita bicara 5 tahun ke depan, partai akan mendampingi 5 tahun ke depan," ujar Andreas.
Sejumlah nama bakal calon Gubernur DKI Jakarta dalam Pilkada 2017 telah muncul. Mulai dari musisi, hingga ke tokoh yang pernah menjabat sebagai pembantu presiden.
Seperti mantan Menteri Kehakiman dan HAM Yusril Ihza Mahendra, Mantan Menpora Adhyaksa Dault. Ada juga pengusaha muda Sandiaga Uno, pentolan Republik Cinta Manajemen (RCM) Ahmad Dhani, dan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang mencoba maju kembai melalui jalur independen.
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.
Advertisement