Sukses

Tak Mampu Obati Hidrosefalus, Mumun Terpaksa Ngemis di CFD Bogor

Demi mengobati anak bungsunya, Santi, Mumun harus menjual rumahnya.

Liputan6.com, Jakarta - Mumun bukanlah pengemis. Namun, ia terpaksa mengemis di jalan, meminta uluran tangan kepada para pengunjung car free day (CFD) di Jalan Jalak Harupat, Kota Bogor.

Penyakit hidrosefalus yang menyerang anaknya, Santi, menjadi alasan perempuan 41 tahun itu mengemis.

"Kata dokter sakit step sama hidrosefalus," kata Mumun, Bogor, Minggu (6/3/2016).

Sejak suaminya meninggal dunia 2 tahun lalu, Mumun mencari nafkah sendiri, untuk mengobati anak perempuannya yang berumur 13 tahun itu.

"Saya tidak tahu mau bagaimana lagi. Saya hanya berusaha bisa bertahan hidup dan anak saya bisa sembuh," tutur dia dengan wajah sendu.

Mumun yang tinggal mengontrak di Kelurahan Sindangsari, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, pagi itu rela berjalan kaki menuju Jalan Jalak Harupat, tepatnya di samping Istana Bogor, sambil menggendong buah hatinya.

"Saya mengemis di sini cuma Minggu saja. Kalau hari biasa kadang suka ada yang minta tolong cuciin baju," kata ibu 4 anak itu.

Perempuan berkerudung cokelat itu mengaku, sudah lebih dari 1 tahun mengemis saat berlangsung car free day. Bermodal alas plastik berukuran 60 x 90 centimeter dan kantung bekas permen ia biasa mendapat uang Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu.

"Langsung saya beliin beras sama pampers buat seminggu. Kalau ada sisanya ditabungin buat berobat Santi," ujar Mumun.

Santi menderita hidrosefalus sejak berusia 1 bulan. Akibat penyakit tersebut, kini membuat bocah itu tak bisa berjalan atau lumpuh.

Menjual Rumah

Mumun telah bersuaha berobat ke dokter hingga pengobatan alternatif, namun kondisi Santi tak kunjung membaik. Tubuhnya semakin lemah dan berat badannya tak pernah bertambah.

"Sampai rumah dijual buat biaya pengobatan anak saya. Sekarang enggak punya apa-apa lagi," lirih dia.

Kini, Mumun harus berjuang sendiri menafkahi dirinya dan anak bungsunya itu. Sebab, 3 anaknya sudah berumah tangga dan tinggal di Sukabumi.

"Kerjaan anak saya cuma pegawai bangunan. Kalau saya sih enggak berharap dikasih uang sama mereka, karena penghasilannya juga pas-pasan," pungkas Mumun.

 

*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.

Video Terkini