Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama harus rela 'cerai' dengan wakilnya Djarot Saiful Hidayat pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Pria yang karib disapa Ahok itu menggandeng Kepala BPKAD DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebagai wakilnya di jalur independen.
Ahok menilai, sejauh ini pilihan itu dirasa paling tepat untuk mengejar waktu pengumpulan dukungan sebelum pendaftaran dibuka. Mengingat Djarot pun tidak berani keluar dari partai.
"Iya saya sudah bilang sama Pak Djarot, Pak Djarot enggak berani keluar juga dengan PDIP kan?" kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (7/3/3/2016).
Baca Juga
Di sisi lain, relawannya, TemanAhok terus mendesak segera menentukan calon wakil gubernur. Mengingat mereka juga berpacu dengan waktu untuk mengumpulkan dukungan ulang lengkap dengan nama pasangan calon yang diharap terkumpul hingga Juni 2016.
"Kalau kamu enggak bisa dapet, ada risiko ke saya lho, kalau partai marah sama saya bagaimana? Tersinggung? Partai tersinggung sama saya, selesai enggak saya? Selesai loh," tutur dia.
"Sudah demi kepercayaan kalian (relawan) saya juga enggak mau kecewain kalian saya ikutin. Iya tho? Tapi kalau sampaii Juni enggak beres, partai masih mau pakai saya, berarti kita tidak dengan Heru," sambung mantan Bupati Belitung Timur itu.
Sementara Djarot terlihat meninggi nada bicaranya ketika ditantang mundur dari PDIP agar bisa perpasangan kembali dengan Ahok melalui jalur independen.
"Saya menjadi anggota partai bukan satu dua tahun, saya bukan anggota biasa. Saya pengurus partai di tingkat pusat. Dan saya masih percaya betul bahwa negara yang demokratis membutuhkan partai politik," kata Djarot.
"Bahkan negara Indonesia pun merdeka karena kehadiran partai politik."