Liputan6.com, Jakarta - Salat Kusuf di Masjid Istiqlal akan berbeda dengan salat Gerhana yang biasa dilakukan dan diajarkan dalam sunnah Rasulullah, Muhammad SAW. Menurut Kepala protokol Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam, salat Gerhana Matahari tak akan mengikuti ajaran Nabi di mana salat dilaksanakan dari awal gerhana muncul hingga langit kembali terang.
"Kalau di zaman Rasul dulu bacaannya panjang, Mas, tapi sekarang itu ya enggak mungkin. Sekarang kita kan pada sibuk," ujar Abu Hurairah pada Liputan6.com di Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa, 8 Maret 2016.
Menurut Abu, jika sunnah Rasulullah Muhammad SAW diikuti dan diterapkan saat salat Kusuf, Rabu, 9 Maret 2016 itu, bakal menganggu para tamu VIP dan jemaah yang memiliki jadwal padat.
Baca Juga
"Sekarang kan kita banyak kepentingan, ada anak di rumah, ada urusan ini, ada urusan itu. Kalau dipaksakan (salat sesuai sunnah Rasulullah) juga, emang orang yang ikut itu punya waktu semua? Kan, enggak, apalagi tamu-tamu VIP. Mereka pekerjaannya banyak," tutur Abu Hurairah.
Salat Kusuf dijadwalkan mulai pukul 07.30 WIB. Sebanyak 10.000 jemaah diprediksi akan memadati Masjid Istiqlal. Salat itu akan diimami oleh Ahmad Husni Ismail, sementara khotbah akan disampaikan langsung oleh Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasarudin Umar.
Abu menjelaskan salat Kusuf esok pagi akan berjalan normal dengan rakaat yang tak panjang, seperti pelaksanaan salat sunnah.
"Kalau sunnahnya kan harus baca surat Al-Baqarah, Surat An-Nisa' ya surat yang panjang-panjang itu. Kita besok enggak seperti itu, kita (salat) akan seperti salat sunah biasa saja," ucap AbuHurairah.
Â
Advertisement
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.