Liputan6.com, Pekanbaru - Ketua MPR Zulkifli Hasan menilai proses demokrasi yang berlangsung di Indonesia saat ini sudah kebablasan. Pola demokrasi RI sudah condong ke Barat dan meninggalkan demokrasi Pancasila yang dianut selama ini.
Bahkan menurut dia, demokrasi di Indonesia jauh melebihi sistem yang negara dianut. Di Amerika misalnya, memilih presiden masih menggunakan pola perwakilan (distrik).
Baca Juga
"Ini menjadi tantangan kita semua. Kita tantang kampus-kampus, termasuk Unri (Universitas Riau) untuk melakukan kajian ini. Sudah sesuai nggak sistem demokrasi kita saat ini. Jika sudah menyimpang, segera buat laporan ke pemerintah, biar kita kaji lagi," ujar Zulkifli dalam acara 'Sosialisasi 4 Pilar' di Kampus Unri, Pekanbaru, Selasa (8/3/2016).
Advertisement
Baca Juga
Zulhas, begitu ia biasa disapa, menyatakan, demokrasi RI saat ini menggunakan sistem mengumpulkan suara terbanyak. Hal itu dianggapnya tidak selaras dengan Pancasila, khususnya sila keempat yang berbunyi 'Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan perwakilan'.
Demokrasi suara terbanyak saat ini membuat calon pemimpin, baik level pusat maupun daerah berlomba mengumpulkan modal sebanyak-sebanyaknya.
"Ujungnya calon yang menang adalah mereka yang modalnya paling besar atau mereka yang punya sponsor banyak. Dan begitu terpilih para pemimpin ini akan mendahulukan kepentingan para sponsornya," ujar Zulhas.
Akibatnya, kedaulatan rakyat pindah menjadi kedaulatan sponsor. Kebijakan berdasar apa kata sponsor. "Ini kan sudah tidak sehat. Itu sebabnya, ayo kita kaji lagi, apakah pola-pola seperti ini sudah benar," ucap Zulhas.
*** Saksikan Live Gerhana Matahari Total, Rabu 9 Maret 2016 di Liputan6.com, SCTV dan Indosiar pukul 06.00-09.00 WIB. Klik di sini.