Liputan6.com, Maba, Maluku Utara - Kota Maba, Halmahera Timur, terpantau berawan beberapa jam menjelang peristiwa gerhana matahari total (GMT) 2016. Pemburu gerhana berharap cuaca akan semakin membaik dalam beberapa jam ke depan.
"Ada awan di timur, tapi diharapkan segera terpecah," ujar pemburu gerhana dari Komunitas Astronomi Langit Selatan Aldino Adry Baskoro di Maba, Rabu (9/3/2016).
Menurut Aldino, matahari akan berada di sisi timur Kota Maba saat gerhana matahari dimulai. Agar pengamatan bisa dilakukan, langit timur harus bebas awan tebal.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, gumpalan awan tebal terbang rendah di langit timur menuju selatan. Langit barat sendiri tampak tersaput awan tipis.
Kondisi ini berbeda dengan cuaca satu hari sebelumnya. Kemarin, awan tebal menyelimuti seluruh langit Maba pada pagi menjelang siang hari.
Baca Juga
Maba menjadi salah satu kota yang didatangi para pemburu gerhana matahari total. Ratusan peneliti dan wisatawan mendatangi kota di pinggiran Samudra Pasifik ini untuk melakukan penelitian dan pemotretan gerhana.
Kepala Dinas Perhubungan Halmahera Utara Mohammad Lutfi mengatakan wisatawan dan peneliti menempati setidaknya 6 titik pengamatan gerhana, yaitu SMK 1, Pendopo Maba, Kantor Bupati Maba, dermaga Maba, dan Pulau Pakal. Festival gerhana yang berisi pentas kesenian juga diadakan menjelang terjadinya gerhana.
Gerhana matahari di Maba dimulai pukul 09.36 WIT. Fase totalitas berlangsung sejak 09.52 WIT. Maba menjadi lokasi pengamatan gerhana matahari total terpanjang. Di lokasi ini fase totalitas berlangsung selama 3 menit 20 detik.
Di Indonesia, ada 12 provinsi yang dapat terlihat jelas fenomena ini, yakni Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Jambi, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Â
Advertisement
*** Saksikan Live Streaming GMT 2016 di Liputan6.com pada tautan ini.
Â
Â