Liputan6.com, Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, dengan posisinya sebagai Gubernur DKI Jakarta saat ini, mudah bagi dia untuk mencari uang untuk modal kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Jadi gubernur nyari Rp 100-200 miliar minta sumbangan sama pengusaha-pengusaha pasti dapat, gubernur kok," kata pria yang karib disapa Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Tapi kata Ahok, hal itu akan membuatnya berutang budi kepada para pengusaha itu. "Lebih baik saya suruh mereka bikin RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak). Saya enggak jadi pun Jakarta jadi 200 RPTRA," lanjut dia.
Menurut Ahok, daripada pengusaha itu menyumbang Ahok untuk kampanye calon gubernur DKI Jakarta, lebih baik memberikan uangnya untuk warga Jakarta.
Baca Juga
"Daripada saya disumbang Rp 200 miliar saya jadi enggak jadi (gubernur), orang enggak dapat. Lebih baik sumbang orang Jakarta, saya enggak jadi gubernur pun orang Jakarta nikmatin. Nyumbang bus nyumbang apa. Nah patokan saya sih gitu," imbuh Ahok.
Sejak di Belitung Timur, Ahok menuturkan, hampir tidak pernah kampanye akbar dengan membuka panggung di sana sini. Sebab, dia memang tidak punya dana untuk kampanye.
"Saya sih dulu jadi Bupati karena ketua partainya saya dulu, saya ketua partai. Saya enggak pakai jalur kampanye. Kamu cek aja Belitung Timur tahun 2005 bagaimana Ahok ketua Partai PIB (Perhimpunan Indonesia Baru) anggota DPRD mencalonkan diri sebagai Bupati bergabung enggak dengan partai lain. Dia minta tiap posko-posko ada uang kampanye, saya tidak mau, saya di rumah aja orang datang aja ke rumah, hemat," pungkas Ahok.