Sukses

Menko Luhut: Kelompok Teroris Poso Sudah Terkepung

Namun Luhut belum bisa menargetkan kapan tim gabungan berhasil membawa turun Santoso Cs.

Liputan6.com, Jakarta - Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, operasi pengejaran kelompok teroris Mujahid Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah sudah memperoleh perkembangan signifikan. Bahkan ia menjamin, warga Poso tidak lagi mendapat intimidasi dari kelompok radikal pimpinan Santoso itu.

"Sekarang TNI-Polri sudah berhasil menggiring kelompok Santoso kepada satu titik di mana mereka relatif terkepung. Kita akan lihat ‎dalam beberapa minggu ke depan akan ada perkembangan signifikan," ujar Luhut di Kantor BNN, Jakarta Timur, Kamis (10/3/2016).


Namun Luhut belum bisa menargetkan kapan tim gabungan berhasil membawa turun Santoso Cs itu dari tempat persembunyiannya. Sebab, medan yang berat serta strategi yang digunakan membutuhkan waktu yang cukup untuk menangkap kelompok teroris itu.  

"‎Begini, operasi gerilya itu pengalaman di dunia tidak ada yang cepat. Tetapi kita berharap dengan apa yang saya dapat laporan kemarin, itu akan bisa lebih cepat. Tetapi juga bisa saja terjadi bermacam-macam. Karena itu saya sama Pak Kapolri janjian dalam waktu dekat akan ke sana lagi," tutur dia.

Perpanjangan Waktu Operasi

Lebih jauh, Luhut juga mengusulkan agar operasi Tinombala diperpanjang selama 6 bulan ke depan. Kendati, dia tetap berharap operasi penangkapan kelompok teroris Santoso bisa selesai sebelum waktu yang ditambahkan habis.

"Kita perpanjang, kita ambil tidak tiap 2 bulan karena nanti repot administrasinya. Makanya saya usulkan 6 bulan. Kalau lebih cepat ya kita buat lebih cepat," ucap Luhut.

Pemerintah bahkan telah mengalokasikan dana tambahan untuk operasi tersebut. Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan sejumlah program deradikalisasi di Poso.

"‎Setelah itu masih ada persoalan lain yang harus diselesaikan, yaitu menyangkut program deradikalisasi di sana. Karena dulu banyak guru meninggalkan Poso. Sekarang harus kita bicarakan untuk mengirim guru yang bisa menjelaskan masalah-masalah kebangsaan," pungkas Luhut.

Video Terkini