Liputan6.com, Jakarta - Heru Budi Hartono sang Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah DKI Jakarta resmi dipinang Ahok sebagai pasangannya pada pemilihan kepala daerah DKI Jakarta mendatang.
Penuh percaya diri, Heru optimistis berlaga di Pilkada yang berlangsung tahun depan, 2017. Dia mempertaruhkan segala risiko, termasuk karirnya di PNS, bila kelak langkahnya berujung pahit, yaitu mundur dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Bismillah ya, bismillah siap, terus kalau misalnya suatu saat mundur, sampai bulan Oktober ya sudah risiko" kata Heru seperti dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Kamis (10/3/2016).
Baca Juga
Pria kelahiran Medan, 13 Desember 1965 itu memulai karier di Jakarta dengan menempati jabatan staf khusus Wali Kota Jakarta Utara pada 1993. Kariernya di wilayah terus menanjak hingga menduduki posisi Wali Kota Jakarta Utara.
Dia juga adalah orang di belakang layar di balik jadwal blusukan Jokowi saat menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Heru mengaku, sejak Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Minggu 6 Maret 2016 dan didukung penuh oleh 'Teman Ahok', mencetuskan Heru sebagai pendamping Ahok untuk Pilkada DKI Jakarta, telepon selulernya tidak pernah berhenti berdering.
"Itu SMS enggak berhenti, teman kuliah, ada juga beberapa teman dulu waktu saya bekerja di swasta, teman Facebook, bahkan juga ada teman di luar negeri," kata mantan Wali Kota Jakarta Utara ini.
Alasan lain Heru tidak menolak pinangan Ahok, karena dia sudah malang melintang 4 tahun bekerja bersama Ahok. Dia merasa sejalan dengan Ahok karena sang gubernur dinilainya selalu memerhatikan persoalan dengan detail.