Sukses

Penyebab Tewasnya Sriyono, Terduga Teroris Asal Klaten

Kepolisian memastikan penyebab meninggalnya Sriyono, teroris yang ditangkap di Klaten adalah akibat benturan di kepala.

Liputan6.com, Jakarta - Terduga teroris asal Klaten, Jawa Tengah, Sriyono tewas setelah dijemput petugas Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Kepolisin memastikan, warga Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kabupaten Klaten itu tewas dengan luka benturan di kepala.

Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri, Brigjen Arthur Tampi mengatakan, kesimpulan itu didapat setelah pihaknya melakukan visum terhadap jenazah di Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur.

"Kami terima jenazah pada Jumat 11 Maret 2016 malam dari Yogyakarta. Saat itu juga kita lakukan pemeriksaan. Pemeriksaan CT Scan untuk kepala, dan memang kita dapatkan luka memar pada kepala belakang," tutur Arthur ketika memberikan keterangan persnya di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/3/2016).

Berdasarkan hasil CT Scan, Arthur melanjutkan, ditemukan ada pendarahan akibat benda tumpul di bagian belakang kepala Sriyono. Akibat pendarahan yang tidak segera ditangani, nyawa Sriyono tidak dapat terselamatkan.

"Kemudian ada beberapa luka memar juga di daerah wajah, tangan, dan kaki," sambung Arthur.

Selain memeriksa Sriyono, Arthur menambahkan, pihaknya juga telah memvisum anggota Densus di RS Bhayangkara Yogyakarta. Petugas tersebut mengalami luka-luka setelah berduel dengan Sriyono.

Anggota Densus tersebut mengalami sejumlah luka memar akibat dipukul oleh Sriyono.

"Dan kami dapatkan di visum tersebut adalah luka memar pada samping kiri dari mata kiri. Kemudian juga ada luka memar pada leher sebelah kiri dan sebelah kanan. Kemudian ada gores-gores di lengan kiri dan lengan bawah kanan," terang Arthur.

Sebelumnya, Sriyono, seorang terduga teroris asal Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kabupaten Klaten, tewas setelah ditangkap oleh anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Sriyono diduga tewas usai berduel dengan seorang anggota Densus saat tengah digelandang ke sejumlah tempat pada Kamis 10 Maret 2016 lalu.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Charliyan mengungkapkan, ketika itu dua anggota Densus tengah membawa Sriyono mencari senjata api yang diduga disembunyikan Sriyono di beberapa tempat termasuk di Klaten. Dikawal dua anggota Densus, Sriyono diantar berkeliling dengan mobil ke daerah Tawangsari, Klaten.

Awalnya, tutur Anton, Sriyono bersikap kooperatif dan menunjuk sejumlah lokasi tempat disembunyikannya senjata tersebut. Tetapi, ketika petugas membuka penutup mata dan borgol, Sriyono malah balik menyerang petugas. Pergumulan antarkeduanya pun tak terhindarkan.

"Anggota yang berada di sebelah kanan membuka penutup mata dan borgol pelaku. Tiba-tiba pelaku langsung memukul anggota, sehingga terjadi perkelahian," kata Anton saat memberikan keterangan di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (14/3/2016).