Liputan6.com, Jakarta - Tim Densus 88 Antiteror Polri mengamankan seorang terduga teroris asal Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah bernama Sriyono. Namun dalam perjalanannya, Sriyono tewas di tangan petugas karena melawan saat hendak digelandang ke beberapa tempat.
Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Charliyan mengklaim Sriyono berafiliasi dengan Al Qaeda.
"Sangat berbahaya. (Sriyono) berafiliasi ke Al Qaeda," kata Anton saat memberikan keterangan persnya di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin 14 Maret 2016.
Selain itu, dia menduga Sriyono merupakan pimpinan dari kelompok teroris Neo Jemaah Islamiyah. Neo Jemaah Islamiyah, lanjut dia, merupakan kelompok teroris yang berkembang setelah Jemaaah Islamiyah.
"Yang bersangkutan sebagai salah satu panglima investigasi yang membawahi bidang keamanan dan rekrutmen pelayanan. Sehingga kedudukannya dalam Neo Jamaah Islamiyah pejabat utama lah, direktur," ucap Anton.
Dia juga menduga, Sriyono menyimpan puluhan senjata api di Pulau Jawa dan Sumatera. Hal ini didapat dari hasil pengembangan penangkapan terduga teroris berinisial AW alias T di Temanggung, Jawa Tengah pada Senin 7 Maret 2016.
Baca Juga
AW mengaku diperintahkan oleh Sriyono untuk menyerahkan sejumlah senjata.
"Yang bersangkutan menyembunyikan senjata 4 pucuk M16 dan 10 pucuk senjata laras pendek serta puluhan granat di Jawa dan Sumatera," terang Anton.
Sebelumnya, Sriyono, seorang terduga teroris asal Dukuh Brengkungan, Desa Pogung, Kabupaten Klaten, Jawa Tangah tewas setelah dia ditangkap oleh anggota Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri, Rabu 9 Maret 2016. Sriyono diduga tewas usai berduel dengan seorang anggota densus saat digelandang ke sejumlah tempat sehari kemudian.
Ketika itu, 2 anggota densus tengah membawa Sriyono mencari senjata api yang diduga disembunyikan Sriyono di beberapa tempat termasuk di Klaten, Jawa Tengah. Sriyono diantarkan berkeliling dengan mobil ke daerah Tawangsari, Klaten.
Awalnya, tutur dia, Sriyono bersikap kooperatif dan menunjuk sejumlah lokasi tempat senjata tersebut disembunyikan. Tetapi, ketika petugas membuka penutup mata dan borgol, Sriyono malah balik menyerang petugas. Pergumulan antarkeduanya tak terhindarkan.
"Anggota yang berada di sebelah kanan membuka penutup mata dan borgol pelaku. Tiba-tiba pelaku langsung memukul anggota. Sehingga terjadi perkelahian," kata Anton.