Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 4 orang meninggal dunia dalam tragedi chamber hiperbarik di RSAL Mintohardjo, Jakarta Pusat, Senin 14 Maret 2016. 3 Di antaranya merupakan berasal satu keluarga yakni besan dan anak.
Korban meninggal tersebut adalah mantan Kadiv Humas Polri Irjen (Purn) Abubakar Nataprawira, Edi Suwandi, dan dr Dimas Qadar Raditiyo.
Menurut kakak dari Abubakar, Cecep Jumara, Edi merupakan besan dari Abubakar lantaran anak Edi yang bernama dr Muhammad Iqbal menjadi menantu Abubakar.
Advertisement
Sedangkan dokter Dhimas, yang juga menjadi korban chamber itu adalah adik dari dr Iqbal.
"Pak Edi itu besannya Pak Abubakar, kalau Dimas itu anaknya Pak Edi," ujar Cecep Jumara di Jakarta, Selasa (15/2/2016).Â
Baca Juga
Edi dan Dhimas, tinggal di daerah berkasi. "Dua-duanya memang warga di Pondok Jingga, Bekasi, Jawa Barat," ucap Cecep.
Irjen Pol Abubakar Nataprawira, meninggalkan satu orang Istri, 3 orang anak dan 4 orang cucu.
Dari pantauan Liputan6.com di rumah duka, jenazah Irjen Pol (Purn) Abubakar Nataprawira disemayamkan di tengah rumah berlantai tiga. Puluhan pelayat yang berdatangan mulai berkirim doa dan membaca surat Yasin. Di halaman depan rumah duka terpajang puluhan karangan bunga duka cita.
Menurut Kadispenal Laksamana Muda Muhammad Zainuddin, peristiwa itu terjadi pada pukul 13.00 WIB. Saat itu, RS sedang melakukan terapi yang dimulai pada pukul 11.30 WIB dengan tekanan 2,4 atmosfir.
"Kemudian sekitar pukul 13.00 WIB, ketika tekanan baru mulai dikurangi menuju 1 atamosfir, pada pukul 13.10 WIB terlihat percikan api di dalam chamber," ucap Zainuddin.
Mengetahui kondisi itu, operator dengan cepat membuka system fire. Tapi api dalam chamber secara cepat langsung membesar dan tekanan dalam chamber naik dengan cepat. Akibatnya safety valve terbuka dan menimbulkan ledakan.
"Beberapa saat kemudian api mulai padam, tapi korban tidak dapat diselamatkan," ucap Zainuddin.
Sampai saat ini pihak RS dan TNI AL belum dapat memastikan penyebab kebakaran. Peristiwa tersebut masih dalam penyelidikan.