Sukses

Adik Pramoedya Ananta Toer Tutup Usia, Selamat Jalan Pak Koes...

Banyak buku yang ditulis dan diterjemahkan Koesalah tanpa mencantumkan nama beliau karena penerbitnya takut.

Liputan6.com, Depok - Koesalah Soebagyo Toer bin Mastoer, adik kandung penulis legendaris Pramoedya Ananta Toer, meninggal dunia pagi tadi, pukul 08.30 WIB di Rumah Sakit Graha Permata Depok.

Koesalah yang lahir di Blora, Jawa Tengah, 27 Januari 1935 sebelumnya sempat dilarikan ke RS karena kondisi kesehatannya yang menurun.

Nama Koesalah memang tak seterkenal sang kakak. Setamat SMP di Blora, beliau meneruskan pendidikan di Taman Dewasa dan Taman Madya, Kemayoran, Jakarta.

Kemudian Koesalah melanjutkan ke Jurusan Bahasa Inggris Fakultas Sastra UI (tidak tamat). Pada 1960-1965 beliau belajar di Fakultas Sejarah dan Filologi Universitas Persahabatan Bangsa-bangsa, Moskwa.


Bilven, dari Ultimus Bandung, penerbit yang pernah menerbitkan salah satu buku Koesalah, Tanah Merah yang Merah, mengatakan, Koesalah telah menulis dan menerjemahkan puluhan buku.

Beberapa di antara buku yang diterjemahkan adalah Jiwa-jiwa Mati (Nikolai Gogol), Anna Karenina (Leo Tolstoy), Perang dan Damai (Leo Tolstoy), dan Musashi (Eiji Yoshikawa).

"Banyak buku yang ditulis dan diterjemahkan Koesalah tidak menyantumkan nama beliau karena penerbitnya takut," ujar Bilven.

Adik yang paling dekat dengan Pramoedya ini dalam pandangan Bilven merupakan sosok yang pendiam tapi memiliki keteguhan dalam berprinsip. Selain itu, Koesalah merupakan orang yang paling tekun meriset dan bekerja.

"Pak Koesalah itu orang yang paling dekat dengan Pram di antara saudaranya yang lain," ujar Bilven.

Sampai akhir hayatnya, Koeslah aktif sebagai penulis, penerjemah dan Ketua YPKP HAM (Yayasan Penelitian Korban Pelanggaran HAM).

Hari ini Koesalah rencananya akan dimakamkan di Pemakaman Kalimulya setelah disalatkan di rumah duka Jalan Turi 3, Kemirimuka, Beji, Depok.

Selamat Jalan Pak Koes...