Sukses

Hormat Tito Karnavian untuk Ahok di Istana Merdeka

Keduanya kompak dalam menata DKI Jakarta: penutupan Diskotek Stadium, penertiban Kampung Pulo, dan penertiban kawasan prostitusi Kalijodo.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi melantik Inspektur Jenderal Tito Karnavian sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT). Upacara berlangsung khidmat di Istana Merdeka. Jajaran pejabat hadir dalam pelantikan itu. Salah satunya adalah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.

Ahok merupakan mitra terdekat jenderal kelahiran Palembang Oktober 1964 ini. Pria yang biasa disapa Ahok itu menjadi mitra terdekat Tito saat masih menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya.

Kebersamaan keduanya dalam membenahi Ibu Kota jelas terlihat. Kompak, tegas, dan cepat, dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang terjadi di Jakarta.

Kerja sama apik yang terjalin antara Polda Metro dan Pemerintah Provinsi di antaranya penutupan Diskotek Stadium, relokasi warga Kampung Pulo, dan teranyar penertiban kawasan prostitusi Kalijodo.

Dalam kegiatan terakhir itu, tampak berjalan lancar. Meski ada riak kecil, tapi tidak berdampak besar pada upaya penertiban itu sendiri.  ‎
‎
Usai mengambil sumpah jabatan, para tamu undangan dipersilakan memberi salam. Giliran Ahok menyalami mantan Kepala Densus 88/Antiteror ini. Namun sebelum bersalaman, Tito tampak memberikan hormat kepada mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

"Selamat Pak Tito," ucap Ahok.

Terlihat semburat senyum dari keduanya. Dilanjutkan cipika-cipiki keduanya.
 
Selain Ahok, tampak terlihat para menteri Kabinet Kerja dan para petinggi TNI-Polri hadir dalam upacara tersebut. Kepada beberapa menteri dan kepala lembaga tinggi negara, Tito juga memberi salam hormatnya.

Dalam sumpah jabatannya, Tito berjanji akan menjalankan tugas-tugasnya sebagai Kepala BNPT dengan baik dan amanah. Ia bersumpah tidak akan menerima sesuatu apa pun di luar pendapatan yang ia terima. ‎

"Demi Allah saya bersumpah bahwa saya untuk diangkat pada jabatan ini langsung ataupun tidak langsung tidak memberikan atau menjanjikan sesuatu, ataupun akan memberikan sesuatu kepada siapa pun juga," kata Tito mengucapkan sumpahnya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (16/3/2016).

"Bahwa saya untuk melakukan sesuatu dalam jabatan ini tidak sekali-sekali menerima dari siapa pun juga langsung ataupun tidak langsung, menerima janji ataupun pemberian, dan akan setia kepada UU 1945 dan menjalankan segala UU dan peraturan yang berlaku. Akan menjalankan tugas dan kewajiban dengan penuh penuh rasa tanggung jawab kepada bangsa dan negara ini," dia melanjutkan.

Tongkat Komando Polda Metro

Setelah ditinggal Tito, pucuk pimpinan Polda Metro Jaya selanjutnya ‎akan diisi seniornya di Akademi Kepolisian, Irjen Moechgiyarto. Kini, Moechgiyarto menjabat Kapolda Jawa Barat.

Moechgiyarto adalah lulusan terbaik dan peraih Adhy Makayasa Akpol 1986. Sebelum di Polda Jawa Barat, dia menjabat sebagai Kepala Divisi Hukum. Saat bintang satu dia menjabat Kapolda NTB.

Ahok sendiri mengaku sudah mengenal Moechgiyarto sebelum dipromosikan menjadi orang nomor 1 di Polda Metro Jaya. "‎Aku udah ketemu (Moechgiyarto) di Bandung sebelum pengumuman (jadi Kapolda Metro Jaya). Aku ada kontaknya kok," ucap Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa, 15 Maret 2016.
‎
Ahok berharap di bawah kepemimpinan Moechgiyarto, kerja sama dan sinergi antara Polda Metro Jaya dengan Pemprov DKI Jakarta semakin semakin baik, terutama soal perlindungan aset Jakarta dan membebaskan Jakarta dari mafia.
‎
"Dia orangnya baik, ngerti hukum. Dia sudah lama kariernya di bidang hukum. Saya kira dia cocok, Jakarta kan banyak sekali, aset-aset kita diambil orang, kalah melulu. Harapan saya tentu bisa kerja sama dengan baik dengan kapolda baru, khususnya hukum, jangan sampai ada mafia-mafia tanah. Istilahnya ya komplotan tanah, ada calo," kata Ahok.