Sukses

Jadi Khatib Jumat, Yusril Gerilya Dukungan Pilkada Jakarta?

Jika ada warga yang hendak memberikan dukungan, Yusril menyarankan supaya hal tersebut dilakukan setelah selesai salat Jumat.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon Gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra menolak aktivitas dirinya menjadi khatib salat Jumat di Masjid Nurul Irfan Kampus Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dianggap kampanye politik.

"Saya tidak mengadakan kegiatan politik apa pun di masjid ini karena itu tidak boleh. Jadi kawan-kawan jangan salah mengerti, seolah-olah di masjid (terkait politik)," kata Yusril di depan Masjid Nurul Irfan, UNJ, Rawamangun, Jumat (18/3/2016).

Yusril mengatakan, jika ada warga yang hendak memberikan dukungan, ia menyarankan supaya hal tersebut dilakukan setelah selesai salat Jumat. Karena, jangan sampai niat baik yang dilakukan malah mengganggu kegiatan ibadah.


"Kalau mereka mau memberikan dukungan setelah salat, alhamdulillah. Sudah pasti kami tidak akan menjadikan masjid untuk melakukan kegiatan politik. Saya paham itu," kata Yusril.

Saat Yusril bertindak sebagai khatib Jumat, isi ceramahnya bertemakan keagungan hari Jumat. Mantan Menkumham ini mengajak umat Islam untuk senantiasa berbuat baik dan memperbaiki diri.

"Sebagai seorang muslim kita harus terus berbuat baik. Hari Jumat menjadi sarana kita untuk makin menambah keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Subhana Wataala," tutur Yusril dari atas mimbar khotib.

Mantan Menteri Hukum dan HAM itu sudah mantap untuk maju di bursa Pilkada DKI Jakarta. Dia mengklaim sudah ada enam partai yang mengusungnya untuk maju di pilkada.

"Dari beberapa statemen, walau mungkin bukan sikap resmi, tapi yang sudah itu dari PKB, PPP, PAN, Golkar, Gerindra, yang belum kita dengar itu Partai Demokrat, kalau PKS sudah," ujar Yusril di Hotel Bidakara, Jakarta, Sabtu, 6 Februari 2016.

Video Terkini