Sukses

Ikohi: Informasi Akun Ndorokakung Soal Wiji Thukul Tidak Benar

Berita miring tentang Wiji Thukul itu telah melukai hati keluarga, sahabat, dan komunitas-komunitas orang hilang.

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Keluarga Orang Hilang atau Ikohi angkat bicara terkait kabar miring atas pemberian penghargaan terhadap Wiji Thukul dari mantan Perdana Menteri Timor Leste, Xanana Gusmao.

Ikohi mengecam berita miring yang keluar dari akun Ndorokakung di media sosialnya (Path) pada Kamis, 17 Maret 2016. Ikohi menegaskan apa yang tertulis di akun tersebut tidak benar.

Di akun tersebut, Ndorokakung mempertanyakan kelayakan Wiji Thukul mendapat pengakuan, tentang tempat dan bagaimana Wiji Thukul mati, dan tuduhan bahwa Fitri Nganthi Wani (putri Wiji Thukul) telah mendapat hadiah uang.

"Ikohi mengecam informasi salah mengenai Wiji Thukul itu," kata Ketua Ikohi, Wanyametti, melalui pesan tertulis kepada Liputan6.com, Jumat (18/3/2016).

Dia menyatakan, pernyataan dan penyebaran berita miring tentang Wiji Thukul itu telah melukai hati keluarga, sahabat, dan komunitas-komunitas yang tengah memperjuangkan pertangungjawaban negara.


"Mengetahui keberadaan orang yang dicintai adalah hak paling hakiki dari keluarga korban penghilangan paksa. Menyebarkan berita tanpa bukti tentunya sangat melukai hati keluarga, sahabat, dan komunitas yang telah memperjuangkan ini selama lebih dari 17 tahun," kata dia.

Penyebaran informasi yang menyebut Fitri Nganthi Wani telah mendapat hadiah uang juga menambah luka dan kekecewaan keluarga dan sahabat.

"Ikohi meminta pemilik akun Path Ndorokakung untuk mencabut tuduhannya dan meminta maaf kepada keluarga Wiji Thukul, khususnya kepada Fitra Nganthi Wani dan kepada semua keluarga korban pelanggaran HAM di Indonesia," ujar dia.

Respons Ndorokakung

Pemilik akun Path Ndorokakung, Wicaksono menyatakan, dirinya memang yang mem-posting berita itu. Namun, dia menegaskan, apa yang ditulis itu belum tentu benar karena belum diklarifikasi kebenarannya.

"Itu kabar dari seorang teman saya posting. Secara jurnalistik kabar itu tidak bisa dipertanggungjawabkan karena tidak ada klarifikasinya. Dan itu sudah saya tuliskan di akun itu," ujar Wicaksono saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (18/3/2016).

Wicak mengaku bersyukur jika kemudian ada pihak yang mengklarifikasi kabar tersebut. "Ya baguslah," singkat dia.

Ia enggan membeber apa motifnya mengunggah tulisan itu. Dia juga keberatan menyebut siapa nama temannya tersebut. "Nggak perlulah itu," ujar dia.

Tidak hanya itu, Wicaksono juga tak mau menanggapi adanya protes Ikohi terkait postingannya itu. "Saya nggak mau komentar soal itu. Kalau ada yang keberatan yang silakan saja," singkat Wicak.

Wiji Thukul, aktivis yang kerap kali berseberangan dengan pemerintah Orde Baru, mendapatkan penghargaan dari Xanana Gusmao. Mantan Perdana Menteri dan Presiden Timor Leste itu mewakili Brigada Negra, kelompok tentara klandestin bagian dari Falintil, cikal bakal militer negeri itu.

Xanana menyerahkan piagam penghargaan dalam posisinya sebagai mantan Panglima Falintil.

Thukul, yang hingga kini keberadaannya tak diketahui, mendapat penghargaan karena merupakan bagian dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) yang dahulu mendukung kemerdekaan Timor Leste.

Acara penghargaan diberikan di sela seminar "Konferensi Internasional Kedaulatan Laut Timor-Leste adalah Hak yang Tak Terbantahkan" yang digelar pada 16 Maret 2016 di ibu kota Dili.

"Thukul mendapat penghargaan karena bersama PRD mendukung kemerdekaan Timor-Leste dan Jaker (Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat), terlibat dalam pembentukan solidaritas perjuangan Maubere(SPRIM)," kata adik Wiji Thukul, Wahyu Susilo kepada Liputan6.com, Jumat (18/3/2016).

Video Terkini