Sukses

Dukung Islah, Ormas Pendiri PPP Ini Kecewa Sikap Djan Faridz

Usamah menyayangkan sikap Djan Faridz selaku ketua umum PPP Muktamar Jakarta, yang menggugat Presiden Joko Widodo dan Kemenkumham.

Liputan6.com, Jakarta - Konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) hingga kini belum juga reda. Karena itu, Pengurus Pusat Persaudaraan Muslim Indonesia (PP Parmusi) sebagai unsur pendiri PPP pada 1973, turut prihatin.

"Setelah menyimak, memperhatikan, dan mengamati proses islah di tubuh PPP, Parmusi sebagai salah satu unsur pendiri PPP memiliki tanggung jawab moral untuk menyelesaikan dan mempercepat islah di tubuh PPP. Konflik ini terjadi sudah hampir 2 tahun," kata Ketua Umum PP Parmusi Usamah Hisyam saat konferensi pers, Jakarta, Minggu (20/3/2016).

Usamah menjelaskan, sejak Muktamar di Batam pada 11 sampai 13 Maret 2015, Parmusi telah menginisiasi islah PPP, dengan mempertemukan Ketua Umum PPP Djan Faridz dan Wakil Ketua Umum PPP Muktamar Bandung Emron Pangkapi.

Lalu 1 tahun kemudian pada 10 Maret 2016, lanjut Usamah, dengan mediasi Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), kedua kubu kembali bertemu dan menghasilkan kesepakatan untuk melakukan islah.

"Dari serangkaian proses islah yang dilakukan, sesungguhnya sebagian besar elite PPP Muktamar Bandung, yang kemudian terpecah belah berada di 2 kubu hasil Muktamar Surabaya dan Jakarta telah sepakat, menyetujui islah seutuhnya. Koordinasi dilakukan oleh Fernita Darwis, perwakilan dari Muktamar Jakarta dan Emron Pangkapi dari Muktamar Bandung," papar Usamah.


"Fernita Darwis mewakili seutuhnya dari majelis islah, yang dulunya dilakukan oleh Suryadharma Ali yang merupakan Ketua Umum PPP hasil Muktamar Bandung," sambung dia.

Namun usai kesepakatan itu, kata Usamah, Djan Faridz selaku ketua umum PPP Muktamar Jakarta pada 15 Maret 2016, lalu menggugat Presiden Joko Widodo dan Kemenkumham Yasonna Laoly sebesar Rp 1 triliun, karena telah kembali mensahkan PPP Muktamar Bandung. Ini  sangat disayangkan, mengingat sebelumnya telah disepakati islah.

"Tindakan Djan Faridz amat disesalkan, karena justru dapat memperluas ruang bagi kehancuran PPP. Bagi Parmusi yang merupakan salah satu unsur pendiri PPP, islah merupakan harga mati," tegas dia.

"Karena itu, Parmusi mengimbau pada seluruh kader PPP dari unsur mana pun, hendaknya fokus pada satu pilihan, yaitu mari kita satukan PPP dan insyaallah PPP bersatu," pungkas Usamah.