Sukses

VIDEO: Pendapatan Turun Drastis, Sopir Taksi Konvensional Resah

Omzet taksi konvensional turun drastis karena tak sanggup bersaing tarif dengan taksi online.

Liputan6.com, Jakarta - Keresahan para sopir taksi konvensional belum berakhir. Tuntutan mereka supaya taksi online dihapuskan tidak terpenuhi. Omzet mereka turun drastis karena tak sanggup bersaing tarif dengan taksi online.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Minggu (20/3/2016), pengusaha taksi konvensional pun mengeluh. Selain tidak dapat menaikkan atau menurunkan tarif semaunya, mereka juga terbebani pajak.

Jalan tengah yang diambil pemerintah belum memuaskan para pengemudi taksi konvensional. Padahal menurut pengamat pajak, jika tidak berhitung dengan benar sebagai koperasi, bisa jadi tarif taksi online justru lebih mahal.

Berbeda dengan PT, di mana pemilik berbeda dengan karyawan, dalam koperasi para pengemudi adalah pemilik koperasi.

Implikasinya, jika pada PT, pajak hanya dikenakan untuk laba perusahaan dan tidak pada deviden atau keuntungan yang dibagikan perusahaan. Pada koperasi, pajak dikenakan baik untuk laba koperasi maupun pada sisa hasil usaha yang dibagikan.

Sebelumnya kisruh akibat munculnya angkutan berbasis aplikasi memuncak pada Senin 14 Maret lalu, di mana ribuan sopir angkutan konvensional berunjuk rasa. Jika langkah yang diambil Pemerintah dirasa belum adil, para sopir angkutan konvensional mengancam akan kembali berdemo pada Selasa besok, 21 Maret.