Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mantap maju melalui jalur independen pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Melalui jalur independen, Ahok ingin mengembalikan kepercayaan masyarakat pada partai politik dan menuntaskan reformasi yang belum selesai pada pemilu 2019.
Untuk mencapai itu, Ahok ingin membuktikan seorang kepala daerah bukan karena warna kulit atau keyakinan tapi karena kerja keras. Kemunculan TemanAhok saat dirinya berseteru dengan partai dilihat sebagai peluang untuk mewujudkan itu.
Baca Juga
Baca Juga
Advertisement
"Orang percaya politisi, orang harus percaya birokrat. Waktu itu jangan langsung mempermalukan partai saya ajak Pak Djarot. Tapi agak lama, lalu saya kembali ke PNS saja ajak Heru. Hitungan politik saya kalah belum tentu saya KTP terkumpul," papar Ahok di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (20/3/2016).
Bila memenangkan Pilkada DKI Jakarta nanti, ia bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik. Karena terpilihnya politisi dan birokrat yang dipercaya masyarakat dan didukung partai politik.
"2018 Partai akan mencalonkan putra terbaik yang jujur. Itu saatnya kita tuntaskan reformasi yang belum tuntas. Kalau bahasa Bung Karno kita selesaikan revolusi yang belum selesai karena 2019 Pilpres dan pileg berbarengan," tegas Ahok.
Sikap Orang Tua
Ahok menyambut baik dukungan Partai NasDem kepadanya untuk maju pada Pilkada 2017 melalui jalur independen. Dia menilai, dukungan ini seperti orang tua yang mengayomi anaknya.
"Partai Nasdem menunjukkan sikap sebagai orangtua, partai politik ini kan harus mengayomi semua, semua ormas mesti diayomi," kata Ahok.
Tak bisa dipungkiri, partai politik merupakan pilar negara yang berhak membuat undang-undang. Tentu menjadi masalah besar bila masyarakat tidak percaya partai politik.
Karena itu, kata Ahok, NasDem ingin membuktikan partai politik bisa mengikuti keinginan rakyat. Caranya dengan bergabung TemanAhok mengumpulkan 1 juta KTP untuk dirinya.
"Nasdem membuktikan, anak muda Ini kan enggak percaya partai, mereka percaya demokrasi lho. TemanAhok adalah kumpulan anak muda yang percaya demokrasi tapi dia tidak percaya pada pengurus partai Politik. Makanya pas ketemu, partai Nasdem bijak sebagai orangtua, ya sudah lambang Nasdem ditaroh di lambang O-nya kamu deh," jelas Ahok.
"Bagi saya ini enggk mudah. Partai Nasdem Ini lebih besar kok, ada DPR, ada ketum ada partai macem-macem, ada nyalonin Presiden. Kok mau cuma taruh lambang di satu hurufnya Teman Ahok. Nah inilah sikap negarawan, sikap orang tua yang ditunjukkan partai Nasdem," imbuh Ahok.
Saat ini, semua mesin partai di DKI Jakarta tengah berupaya membantu TemanAhok mengumpulkan dukungan. Ahok menilai, sikap Nasdem ini ikhlas untuk membantunya maju sebagi calon independen.
"Partai Nasdem sudah bergerak Ini, partai Nasdem sedang menyebarkan seluruh struktur dari ketua yang baru. Mereka ngumpulin KTP. Mereka dukung saya ini bukannya enggak ikhas gitu lho. Kalau enggak ikhlas kan gini, ya udah TemanAhok kumpulin kalau enggak kumpul, kalau enggak kekumpul lu cari gue. Ini engga lho, Nasdem ini betul-betul datang ke TemanAhok, yuk kita bareng-bareng cari KTP. Supaya kamu bisa dapetin syarat mencalonkan Ahok," jelas Ahok.