Liputan6.com, Jakarta - Ahok menilai dukungan tanpa syarat yang diberikan Partai Nasdem kepadanya dapat memperbaiki citra politikus dan partai politik.
"Saya yakin parpol yang mendukung saya, tidak semua parpol minta mahar, minta duit dan keuntungan," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (21/3/2016).
Sebab, kata pria bernama lengkap Basuki Tjahaja Purnama itu, dia yakin banyak partai politik yang tidak terima suap, mau kerja, dan mampu memimpin. "Saya sudah tahu pikiran untuk membangkitkan kepercayaan pada parpol," kata dia.
Gubernur DKI Jakarta itu menjelaskan, meski dahulu banyak warga yang tak percaya pada parpol. Namun, dengan terpilihnya Jokowi menjadi presiden berhasil mengubah pandangan sebagian besar masyarakat yang skeptis itu.
Baca Juga
"Dulu sebelum Pak Jokowi orang apatis, skeptis, bahwa ada politisi kepala daerah yang jujur bersih kerja keras. Terus ada Pak Jokowi muncul kepercayaan. Berarti rakyat timbul kepercayaan," jelas Ahok.
Selain itu, mantan Bupati Belitung timur itu mengakui, salah satu alasannya memilih pendamping Heru Budi Hartono di Pilkada DKI adalah untuk mengembalikan citra birokrat yang juga telah lama dianggap buruk.
"Makanya saya tawarkan ke mas Djarot (Djarot Saiful Hidayat jadi cawagub). Nah sekarang dia enggak mau ikut, ya sudah ini kesempatan saya membangkitkan lagi kepercayaan kepada birokrat. Makanya saya ajak Pak Heru (jadi bakal cawagub Basuki)," kata Ahok.
Niat itu, kata Ahok, dapat dipahami oleh Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh.
"Kalau rakyat percaya kepada parpol, percaya pada politisi, dan percaya kepada birokrat. Maka 2019 kita harapkan reformasi 98 dan revolusi bung Karno akan dituntaskan. 2019 pileg dan pilpres bareng, rakyat percaya parpol, politisi, birokrat untuk menuntaskan proses reformasi yang panjang," jelas mantan politikus Gerindra itu.