Liputan6.com, China - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengimbau warga negara Indonesia (WNI) di Eropa dan Timur Tengah untuk berhati-hati pasca-ledakan yang terjadi di Brussel, Belgia.
"Jadi, keadaan sekarang itu bukan hanya di Eropa, tetapi juga di Asia, di Turki, apalagi Timur Tengah. Semuanya harus berhati-hati tanpa mengurangi kegiatannya," kata JK di sela kunjungan kerjanya ke Kota Sanya, Hainan, China, seperti dikutip dari Antara, Rabu (23/3/2016).
JK juga meminta kepada seluruh WNI yang ada di luar negeri segera melaporkan kepada kantor perwakilan Indonesia, melalui kedutaan besar atau konsulat jenderal setempat, jika menemukan gejala-gejala mencurigakan di sekitarnya.
WNI harus meningkatkan kewaspadaan mengingat aksi teror bisa terjadi di mana saja.
"Di dunia ini tidak ada daerah yang imun terhadap aksi-aksi teror seperti ini. Hati-hati saja dan mereka harus melaporkan ke kedutaan supaya deteksi dan membantunya mudah," kata dia.
Baca Juga
Ledakan terjadi di aula utama keberangkatan Bandara Zaventem, pada Selasa, 22 Maret 2016 sekitar pukul 08.00 pagi waktu setempat .
Otoritas Bandara telah mengamankan lokasi, mendirikan crisis center, dan mengonfirmasikan bahwa aksi tersebut merupakan bom bunuh diri.
Sejam setelah bom di Bandara Zaventem, terjadi ledakan di stasiun metro Maelbeek (14 km dari Zaventem dan 6.5 km dari KBRI Brussel). Stasiun metro ini terletak berdekatan dengan kawasan Komisi Eropa dan Parlemen Eropa.
Pemerintah Belgia menetapkan status Siaga VI paling berbahaya 1 tingkat sebelum darurat militer untuk seluruh wilayah Belgia.
Warga juga diimbau untuk menghindari tempat keramaian, jalur transportasi umum, dan pusat kota.
Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir menambahkan, 3 dari puluhan korban ledakan tersebut merupakan WNI, yakni seorang ibu dan 2 anaknya.
"Laporan terakhir ada warga kita menjadi korban luka, sekarang sudah dirawat di rumah sakit di Belgia. Dia bersama dengan anaknya sedang akan melakukan perjalanan kembali ke Indonesia," kata Fachir.