Liputan6.com, Jakarta - Isyarat dukungan Ketum PDIP Megawati Soekarno Putri terhadap Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada DKI 2017 makin santer terdengar. Saat peluncuran buku berjudul Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat, Mega dan Ahok memang tak terlihat saling berbicara banyak. Meski begitu, saling sindir dan kode yang diberikan Mega mewarnai acara tersebut.
"Hubungan dengan Bu Mega kan kayak kakak-adik yang melampaui kayak hubungan parpol. Makanya parpol PDIP marah sama saya, saya bilang gua kan bukan orang PDIP kok, gua bilang aja gua orangnya Bu Mega," ujar Ahok di Gedung Arsip, Jakarta, Rabu (23/3/2016).
Baca Juga
Mantan politisi Gerindra itu mengakui, bahwa PDIP dan Mega tidak dapat memutuskan dengan cepat siapa yang akan diusung maupun didukung oleh partai moncong putih itu dalam Pilkada DKI.Â
Advertisement
Baca Juga
"Ibu Mega udah bilang berkali-kali untuk menentukan mendukung butuh waktu, ibu juga bilang mau nunggu UU Pilkada selesai, ibu enggak ingin terlalu cepat," jelas Ahok.
Ahok pun menceritakan bagaimana saat dia dan Jokowi maju pada Pilgub DKI 2012. Dukungan dari PDIP pun keluar mendekati batas akhir waktu.
"Dari dulu kan ibu enggak pernah putusin cepat, waktu putusin saya dengan Pak Jokowi, jam 3 mau mendaftar, baru jam 1 putusin saya dengan Pak Jokowi. Jadi ibu ini punya strategi yang kita enggak ngerti. Yang pasti Ibu Mega sama saya baik-baik saja," jelas Ahok.
Ahok pun mengaku belum mengetahui apakah PDIPÂ akan ikut mendukung dirinya atau mengusung calon lain. "Saya enggak tahu, tapi bisa saja ibu mengusung orang untuk tanding bisa juga. Kalau saya ngomong buka rahasia dong," ucap Ahok.