Sukses

'Ditodong' Megawati, Boediono Mengaku Pelit Ikut Lelang Buku

Dalam lelang tersebut, Megawati menanyakan langsung satu per satu tamu yang hadir.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri meluncurkan buku yang berjudul Menangis dan Tertawa Bersama Rakyat. Buku yang digagas para wartawan yang pernah mengikutinya, dari perubahan transisi orde baru sampai era reformasi itu pun akan dibuat cetakan keduanya.

Namun, karena kekurangan dana, para penulis pun melakukan lelang sebuah buku berukuran besar. Acara lelang itu langsung dipimpin Megawati.

Presiden RI kelima itu 'menodong' para tamu undangan yang hadir. Bahkan sebelum menanyakan tamu yang bersedia menyumbang dengan azas gotong royong, Mega kemudian menanyakan kerelaan hadirin untuk memberikan sumbangan.

"Ada yang mau kasih Rp 2 miliar buat buku ini," ujar Megawati di Gedung Arsip Nasional lama, Jakarta Pusat, Rabu (23/3/2016) malam. 

Tak ada yang menyahut, sontak Mega pun menanyakan satu per satu kepada tamu yang hadir. Di mana nama Hendropriyono pun langsung menyebut Rp 100 juta, kemudian disusul Pramono Anung, dan Puan Maharani dengan angka yang sama.

Terlihat yang menyumbang hanya kader PDIP. Mantan Wakil Presiden era SBY, Boediono, pun ditodong nominalnya untuk menyumbang. Pria kalem tersebut menyatakan bersedia namun enggan mengungkap jumlah yang pasti.

"Saya ini kan dulu menteri keuangan, jadi pelit. Jadi saya ikutan nyumbang tapi nominalnya rahasia," ujar Boediono.

Kemudian satu per satu mayoritas kader PDIP pun diminta turut menyumbang. Sebut saja Tjahjo Kumolo, Puspayoga, Prasetio Edi, bahkan sampai Djarot Saeful Hidayat. Mereka menyumbang dengan nominal yang berbeda-beda.

Namun saat akan menyasar Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Mega spontan mengatakan, "enggak-enggak boleh Pak Ahok. Pak Ahok enggak boleh ikutan." Sontak ucapan Mega itu disambut tawa para hadirin.

Dana yang terkumpul pun mencapai target, bahkan melebihi yakni Rp 2 miliar lebih Rp 75 juta.