Liputan6.com, Jakarta - Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menyatakan langkah awal untuk mengatasi pergerakan kelompok teroris adalah dengan menyisir dan merazia tempat yang diduga jadi titik masuk mereka. Ia mengambil contoh upaya preventif yang berhasil dilakukan adalah di Bandara Soekarno-Hatta sepekan lalu.
Dalam upaya itu, belasan warga negara Indonesia terduga simpatisan kelompok ISISÂ ditangkap sebelum terbang ke Timur Tengah.
Baca Juga
"Ya kan masuknya secara ilegal, kalau gitu ya sulit. Oleh karena itu sebetulnya yang harus dilakukan, di beberapa tempat (dapat) dilakukan sweeping-sweeping, razia-razia yang secara selektif itu bisa dilakukan," kata Badrodin di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (23/3/2016).Â
Advertisement
Baca Juga
"Beberapa waktu lalu yang terungkap ini, WNA yang berhasil ditangkap karena razia-razia. Kemudian yang kedua kita deteksi dari berbagai hal," ucap Badrodin.
Badrodin menjelaskan meski upaya preventif dinilai lebih efektif menghambat laju berkembangnya gerakan separatis, aparat juga tetap giat memburu teroris kelas kakap yang saat ini diduga bersembunyi di Poso.
Kelompok Santoso diakuinya sulit terlacak lantaran keberadaannya pada kondisi geografis Poso.
"Dari kontak tembak tersebut kan ada yang lolos. Apakah termasuk Santoso atau hanya pengikutnya, (kepolisian) menunggu perkembangan. Masih kita lakukan pengejaran. Kendala masalah geografis saja," ujar jenderal bintang 4 ini.
Ditanyai mengenai ada tidaknya perkembangan signifikan terkait lokasi persembunyian Santoso, orang nomor 1 di Korps Bhayangkara ini berujar perburuan masih belum berhasil. "Belum ada (perkembangan perburuan Santoso di Poso)."