Liputan6.com, Jakarta - Ketua Komisi IV Edhy Prabowo meminta agar pemerintah provinsi Kalimantan Tengah membangun sekat bakar yang benar-benar bisa mencegah kebakaran hutan lebih luas.
"Anggaran untuk mencegah lebih murah daripada menanggulangi kebakaran. Saya minta kalau bisa pembangunan sekat bakar ini jangan seadanya, karena lahannya sangat luas," kata Edhy saat melihat langsung areal lahan gambut yang terbakar di sekitar Jembatan Nusa, Kabupaten Pulang Pisau, Kalteng, Selasa 22 Maret 2016.
Pemerintah provinsi saat ini memang tengah membangun sekat bakar di areal hutan untuk antisipasi kebakaran hutan. Sekat ini berupa kanal-kanal air di pinggiran dan di tengah hutan.
Menurut dia, Kabupaten Pulang Pisau merupakan daerah yang paling kritis.
Baca Juga
Komisi IV, kata Edhy, ingin mengetahui pula seberapa banyak target pembangunan sekat bakar itu oleh Pemerintah Pulang Pisau. Dari situ akan terlihat berapa anggaran yang dibutuhkan untuk membuat sekat.
"Dari situ juga akan terlihat berapa kemampuan pusat dalam mengalokasikan anggaran pembangunan sekat bakar. Ini langkah preventif sebelum terjadi kebakaran. Kita berharap, ke depan yang selalu dilakukan adalah pencegahan bukan lagi penanggulangan kebakaran hutan," papar Edhy.
Sementara pejabat Gubernur Kalteng Hadi Prabowo mengungkapkan, peta rawan kebakaran hutan di Kalteng mencapai 3,7 juta hektar. 12 ribu hektar di antaranya sudah terbakar. Namun, dari pantauan satelit jumlah yang terbakar lebih banyak yaitu ada 40 ribu hektar.
Pemprov Kalteng sudah menggiatkan patroli hutan yang digalang oleh Polda setempat. Kebakaran hutan yang kerap terjadi di Kalimantan ini, kata dia, karena kebiasaan masyarakat yang selalu membakar hutan untuk membuka lahan. Ini sudah jadi tradisi turun temurun, karena biayanya sangat murah.